Contoh Tesis Manajemen ~ Analisis Kepuasan Peserta Diklat Terhadap Pelayanan Diklat Di Lpmp Semarang
Latar Belakang Tesis :
Sebagai lembaga pelatihan dan penataran guru bersifat temporer, dalam hal ini sarana dan prasarana LPMP selain digunakan oleh LPMP sendiri dalam mendukung fungsinya sebagai sebuah lembaga pendidikan juga dapat menjadi lembaga penyedia sarana dan prasarana dalam pengembangan SDM pendidikan lembaga lain.
Dengan demikian sarana dan prasarana yang ada dapat berfungsi dengan lebih optimal. Sedangkan fasilitas sarana dan prasarana yang ada di LPMP meliputi fasilitas fisik latihan, berupa ruang belajar, peralatan dan praktek laboratorium, perabot, perpustakaan, alat peraga pendidikan, fasilitas olah raga, fasilitas kesenian dan fasilitas asrama.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka timbul permasalahan sebagai berikut:
- Bagaimakah kepuasan peserta diklat terhadap kualitas layanan di LPMP Semarang?
- Bagaimanakah strategi yang dapat digunakan pihak LPMP dalam meningkatkan kepuasan peserta diklat?
Tujuan penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan peserta diklat terhadap kualitas layanan di LPMP Semarang.
- Untuk mengetahui dan menganalisis strategi yang dapat digunakan pihak LPMP dalam meningkatkan kepuasan peserta diklat yang ada.
Kesimpulan
Hasil yang didapat dalam penelitian ini tentang kualitas pelayanan yang ada di LPMP melalui analisis gap dan analisis strategi adalah sebagai berikut :
Kepuasan Peserta Diklat
Secara umum peserta diklat telah puas terhadap kualitas layanan yang ada di LPMP pada saat ini. Rata-rata skor gap adalah positif sehingga kualitas layanan yang ada pada saat ini telah memenuhi harapan peserta diklat. Dalam tinjauan tiap atribut kualitas layanan didapat hasil semua atribut mempunyai gap positif kecuali pada ruang asrama dan sarana perpustakaan nilai gap adalah negatif, artinya nilai kinerja kualitas layanan asrama masih dibawah harapan peserta diklat.
Berdasarkan diagram cartesius didapat hasil bahwa secara keseluruhan kualitas layanan yang ada berada dikuadran I yaitu kualitas pelayanan dinilai baik dan diharapkan tinggi oleh peserta diklat. Secara umum startegi yang tepat untuk saat ini adalah mempertahankan kualitas layanan yang ada. Berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan diagram cartesius secara parsial dapat dilakukan strategi yaitu ruang belajar, sarana olah raga, perlengkapan peralatan dan pelayanan administrasi merupakan atribut yang perlu dipertahankan, sedangkan kondisi ruang asrama dan sarana perpustakaan perlu untuk ditingkatkan.
Variabel konsumsi berada pada kuadran III sehingga kualitas layanan yang ada perlu ditingkatkan untuk jangka panjang, sedangkan variabel pelayanan kesehatan justru perlu dilakukan efisiensi layanan yang ada.
Strategi Peningkatan Kepuasan Peserta Diklat
Variabel ruang asrama dan sarana perpustakaan perlu mendapatkan prioritas untuk ditingkatkan mengingat variabel ini mempunyai gap paling besar terutuma ruang asrama mempunyai gap negatif dan mempunyai daya dukung langsung terhadap kegiatan pendidikan dan pelatihan di LPMP. Sedangkan enam variabel yang lain hanya perlu dipertahankan, dilakukan efisiensi kinerja layanannya dan dioptimalkan pemanfaatannya. Tidak banyak diketemukan potensi dan kendala dalam usaha peningkatan kepuasan peserta diklat kecuali untuk jangka panjang. Dalam jangka pendek variabel yang perlu ditingkatkan adalah variabel ruang asrama dan sarana perpustakaan.
Potensi dan kendala dalam usaha peningkatan kepuasan peserta diklat lebih banyak muncul berkaitan dengan desentralisiasi lembaga pendidikan dan pasar bebas. Pengembangan sistem informasi, sarana-prasarana fisik yang representatif, kelengkapan buku-buku pelajaran, perpustakaan digital, kenyamanan ruang belajar merupakan hal yang menarik dalam pengembangan LPMP kedepan, terutama dalam usaha meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan kinerja layanan dan daya saing. Dalam hal lain pengembangan ini membutuhkan kesiapan dana pengembangan, SDM dan manajemen. Sehingga skala prioritas perlu dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan sumberdaya internal dengan tetap memperhatikan perkembangan lingkungan lembaga.
Leave a Reply