HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp)

Blog

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap

Contoh Tesis Manajemen  Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Surakarta

Salah Satu Pasien Rawat Inap

Salah Satu Pasien Rawat Inap

Latar Belakang Tesis : 

Dengan adanya populasi penduduk yang meningkat, permintaan (demand) yang tinggi, transportasi dan komunikasi yang mudah, dan berubahnya pola penyakit, maka peluang bagi rumah sakit untuk mengembangkan usahanya akan semakin besar. Mulai tahun 2000 diperkirakan pelayanan kesehatan swasta akan lebih banyak dari pemerintah cenderung menjadi swadana. Rumah sakit pemerintah bersaing terhadap swasta dalam artian fisik, pelayanan dan kualitas.

Masyarakat sekarang ini juga semakin kritis untuk menentukan pilihan. Termasuk dalam memilih rumah sakit untuk berobat. Banyak faktor yang akan dipertimbangkan untuk memilih rumah sakit untuk berobat.

 

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka timbul permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap menurut dimensi servqual di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Surakarta?
  2. Dimensi kualitas pelayanan apakah yang paling dominan  dalam mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Surakarta?
  3. Bagaimana pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Surakarta?
  4. Bagaimana strategi yang dilakukan pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dalam usaha peningkatan kualitas layanan yang ada?

 

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui dan menganalisis kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Surakarta.
  2. Untuk mengetahui dan menganalisis dimensi kualitas pelayanan apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Surakarta.
  3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di  Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Surakarta.
  4. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dalam usaha peningkatan kualitas layanan yang ada.
Pertolongan Terhadap Pasien Rawat Inap

Pertolongan Terhadap Pasien Rawat Inap

 

Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang ada dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan  perhitungan skor gap kali skor bobot didapat skor rata-rata sikap pasien adalah –2,822. Skor  ini lebih kecil dari –1. Hal ini menunjukkan pasien  belum puas terhadap pelayanan yang ada.   Sehingga hipotesis yang ada tidak terbukti.

Hal ini berarti kualitas layanan yang ada di rmah sakit PKU muhamamdiyah yang ada belum memberikan kepuasan terhadap sikap konsumen.

2. Dimensi kualitas layanan yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan  pasien adalah atribut relliability (X2) . Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi dalam persamaan matematik yang ada.

  • Koefisien regresi dimensi relliability(X2) adalah 0,649. Hal ini berarti dimensi ini mempunyai pengaruh pengaruh 0,649 terhadap sikap pasien. Koefisien regresi dimensi ini lebih tinggi dibandingkan koefisen regresi atribut yang lain.
  • Koefisien regresi dimensi tangibles (X1) adalah 0,432, dimensi ini  mempunyai pengaruh 0,432 terhadap sikap pasien.
  • Dimensi responsiviness (X3) mempunyai pengaruh 0,338 terhadap sikap pasien.
  • Dimensi emphaty (X4) mempunyai pengaruh 0,519 terhadap sikap pasien.
  • Dimensi assurance(X5) mempunyai pengaruh 0,173 terhadap sikap pasien.
  • Nilai koefisien regresi yang positif mempunyai arti sifat pengaruh adalah searah, yaitu semakin tinggi tanggapan pegawai terhadap tangibles(X1) akan dapat meningkatkan terhadap Sikap pasien pegawai.
  • Hasil yang didapat dalam pengujian t test adalah tiga dimensi kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap pasien pada level a =  1%,  yaitu masing-masing mempunyai p value 0,00 , yaitu dimensi dimensi tangibles (X1) , dimensi relliability (X3), dimensi emphaty (X4). Dua dimensi kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap pasien pada level a =  5% yaitu dimensi responsivenes (X3) mempunyai nilai  p value = 0,025 dan dimensi assurance (X5) mempunyai nilai  p value = 0,019.
  • Berdasarkan pengujian secara keseluruhan pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi tangibles (X1), dimensi reliability (X2), dimensi responsiviness(X3), dimensi emphaty (X4) dan dimensi assurance (X5) terhadap sikap pasien yaitu dengan membandingkan F hitung dan F tabel didapat hasil nilai p value (nilai probabilitas signifikansi F hitung dan  F tabel) = 0,000 (signifikan pada level a =  1%). Nilai F hitung adalah 19,017. Nilai F hitung lebih besar dari F kritis pada level signifikansi 5% dan 1%.  Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari  dimensi tangibles(X1),  dimensi relliability(X2),  dimensi Responsiviness(X3),  dimensi emphaty (X4) dan  dimensi assurance(X5) terhadap Sikap pasien(Y)

 

 

 

Perhitungan Biaya Produk Untuk Menentukan Bauran Penjualan

Contoh Tesis Manajemen  ~ Perhitungan Biaya Produk Dengan Activity-Based Costing Untuk Menentukan Bauran Penjualan Yang Optimal Di Perusahaan X

Kegiatan Produksi

Kegiatan Produksi

Latar Belakang Tesis :

Salah satu pertimbangan yang biasanya menjadi pertimbangan utama dalam menentukan bauran penjualan adalah margin keuntungan (profit margin) tiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.  Perhitungan margin keuntungan yang benar harus didukung oleh informasi tentang biaya produk yang akurat. Kesalahan dalam menghitung biaya produk akan menghasilkan penentuan bauran penjualan yang tidak optimal.

Ada kemungkinan bahwa perusahaan melakukan produksi dan menjual produk tertentu yang sebenarnya memberikan kontribusi kerugian, justru dalam volume yang banyak karena dianggap memiliki margin keuntungan yang tinggi, sebaliknya untuk produk tertentu yang sebenarnya memberikan kontribusi keuntungan justru dianggap tidak menguntungkan sehingga volume produksi dan penjualannya rendah, dikurangi, atau bahkan dihentikan.Perhitungan biaya produk yang akurat menjadi sangat penting karena menjadi dasar yang menentukan pengambilan keputusan manajemen yang berkaitan dengan bauran penjualan. Kesalahan dalam menghitung biaya produk dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan.

Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini akan dikemukakan masalah:

  1. bagaimana penerapan metoda Activity-Based Costing dalam menghitung biaya produk di Perusahaan X?
  2. bagaimana perbedaan perhitungan biaya produk berdasarkan hasil perhitungan dengan metoda Activity-Based Costing dibandingkan dengan metoda tradisional?
  3. bagaimana keputusan manajerial yang berkaitan dengan penentuan bauran penjualan Perusahaan X berdasarkan hasil perhitungan biaya produk dengan menggunakan metoda Activity-Based Costing dibandingkan hasil perhitungan biaya produk dengan metoda tradisional?

Maksud Dan Tujuan Penelitian 

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencoba menerapkan metoda Activity-Based Costing untuk menghitung biaya produk di Perusahaan X.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang:

  1. cara penerapan metoda Activity-Based Costing yang sesuai dalam menghitung biaya produk di Perusahaan X
  2. perbedaan perhitungan biaya produk Perusahaan X antara hasil perhitungan dengan metoda Activity-Based Costing dengan metoda tradisional
  3. alternatif keputusan manajerial yang berkaitan dengan penentuan bauran penjualan Perusahaan X  berdasarkan hasil perhitungan biaya produk dengan menggunakan metoda Activity-Based Costing dibandingkan hasil perhitungan biaya produk dengan metoda tradisional

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil setelah melihat hasil penelitian adalah sebagai berikut:

  • Perhitungan biaya produk dengan metoda Activity-Based Costing (ABC) yang dalam penelitian dicoba diterapkan di Perusahaan X memberikan hasil hitung yang lebih akurat dibandingkan dengan metoda tradisional.
  • Pembebanan  biaya-biaya tak-langsung kepada produk dengan metoda tradisional yang menggunakan dasar alokasi sesuai perbandingan atau porsi biaya tenaga kerja langsung ternyata memberikan pembebanan biaya yang keliru untuk banyak aktivitas yang melibatkan sumberdaya selain tenaga kerja langsung. Apalagi jika memperhatikan besarnya nilai biaya upah buruh tenaga kerja langsung yang kecil dibandingkan keseluruhan biaya yang timbul dalam operasi Perusahaan X tahun 2002.
  • Biaya produk  Mango & Guava Nectar, Tomato Sauce Bottle, dan Tomato Sauce Custom ternyata undercosted sebesar Rp.328,88., Rp.751,42., dan Rp.1.144,15., jika dihitung dengan metoda tradisional. Biaya produk setelah dihitung dengan metoda ABC memberikan nilai yang lebih besar. Hal ini berarti margin keuntungan untuk produk-produk tersebut sebenarnya lebih kecil daripada anggapan pihak manajemen Perusahaan X sebelum penerapan metoda ABC.
  • Biaya produk  Mango Bars, Natural Apple Purée, Guava Purée, dan Pineapple in Syrup ternyata overcosted  sebesar Rp.1.275,14., Rp.232,79., Rp.208,54., dan Rp.1.315,66., jika dihitung dengan metoda tradisional. Biaya produk setelah dihitung dengan metoda ABC memberikan nilai yang lebih kecil. Hal ini berarti margin keuntungan untuk produk-produk tersebut sebenarnya lebih besar daripada anggapan pihak manajemen Perusahaan X sebelum penerapan metoda ABC.
  • Biaya produk Tomato Sauce Bottle ternyata lebih besar daripada harga jual produk tersebut, sehingga penjualan produk ini di tahun 2002 sebenarnya memberikan kontribusi kerugian Rp.401,11. per unit, bagi Perusahaan X.
  • Dengan memperhatikan kendala-kendala yang paling signifikan di Perusahaan X, melalui bantuan linear programming untuk menentukan bauran penjualan, produk Mango & Guava Nectar dan Tomato Sauce Bottle tidak diproduksi dan tidak dijual di tahun berikutnya, sedangkan produk-produk Mango Bars, Natural Apple Purée, Guava Purée, dan Pineapple in Syrup diproduksi dan dijual lebih banyak. Produk Tomato Sauce Custom diproduksi dan dijual dalam jumlah yang lebih banyak. Bauran penjualan ini adalah sesuai “perhitungan secara matematis”, sehingga masih perlu pertimbangan-pertimbangan lain, terutama yang bersifat non-finansial untuk menentukan keputusan manajemen tentang bauran penjualan.

 

 

Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Sikap Terhadap Hasil Belajar

Contoh Tesis Manajemen Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Sikap Terhadap Hasil Belajar Peserta Diklatpim Tingkat Iii Di Badan Diklat Propinsi DIY

Salah Satu Kegiatan Outbond Dalam Diklat

Salah Satu Kegiatan Outbond Dalam Diklat

Latar Belakang Tesis :

Salah satu pendidikan dan pelatihan yang tertuang dalam kebijakan pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil adalah Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat III. Diklatpim Tingkat III adalah diklat yang diperuntukkan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintahan yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Dengan demikian sasaran diklat ini adalah untuk terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan struktural eselon III.

Sebagai suatu proses pendidikan yang diharapkan dapat memberikan solusi terhadap peningkatan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintahan, maka kualitas hasil pelaksanaan diklat menjadi perhatian yang cukup serius. Dalam pelaksanaan diklat yang dilakukan haruslah diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar dalam diklat. Banyak faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar dalam diklat salah satu diantaranya adalah motivasi. Motivasi merupakan perubahan tenaga dalam diri individu yang ditandai oleh dorongan afeksi dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan (Donald dalam Sumanto, 1998 hal. 203).

Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah Motivasi berprestasi dan sikap berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar peserta Diklatpim Tingkat III di Badan Diklat Propinsi DIY?
  2. Diantara variabel motivasi berprestasi dan sikap, manakah variabel yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap hasil belajar peserta Diklatpim Tingkat III di Badan Diklat Propinsi DIY?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk menguji signifikansi pengaruh motivasi berprestasi dan sikap dalam diklat dengan hasil belajar kepemimpinan.
  2. Menguji variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap hasil belajar.

Simpulan

Berdasarkan analisis data terhadap hasil penelitian, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Pertama, terbukti bahwa Motivasi Berprestasi berpengaruh secara signifikan terhadap Hasil Belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 9,353 dengan nilai sig sebesar 0 (nol).
  2. Kedua, terbukti bahwa Sikap dalam diklat berpengaruh secara signifikan terhadap Hasil Belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan pembuktian hipotesis 2 dari nilai t hitung sebesar 8,144 dengan nilai sig sebesar 0 (nol).
  3. Ketiga,, terbukti bahwa Motivasi Berprestasi dan Sikap dalam diklat secara simultan berpengaruh terhadap Hasil Belajar. Pembuktian hipotesis 3 tersebut terlihat dari nilai F hitung sebesar 127,770 dengan nilai sig sebesar 0 (nol).
  4. Keempat, terbukti bahwa Motivasi berprestasi berpengaruh lebih dominan terhadap Hasil Belajar. Pembuktian tersebut terlihat dari nilai koefisien beta dari variabel Motivasi Berprestasi adalah sebesar 0,558 lebih besar dari nilai koefisien beta dari variabel Sikap dalam Diklat adalah sebesar 0,486.

Analisis Kepuasan Peserta Diklat Terhadap Pelayanan Diklat

Contoh Tesis Manajemen ~ Analisis Kepuasan Peserta Diklat  Terhadap Pelayanan Diklat Di Lpmp Semarang

Latar Belakang Tesis : 

Sebagai lembaga pelatihan dan penataran guru bersifat temporer, dalam hal ini sarana dan prasarana LPMP selain digunakan oleh LPMP sendiri dalam mendukung fungsinya sebagai sebuah lembaga pendidikan juga dapat menjadi lembaga penyedia sarana dan prasarana dalam pengembangan SDM pendidikan lembaga lain.

Dengan demikian sarana dan prasarana yang ada dapat berfungsi dengan lebih optimal. Sedangkan fasilitas sarana dan prasarana yang ada di LPMP meliputi fasilitas fisik latihan, berupa ruang belajar, peralatan dan praktek laboratorium, perabot, perpustakaan, alat peraga pendidikan, fasilitas olah raga, fasilitas kesenian dan fasilitas asrama.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka timbul permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimakah kepuasan peserta diklat terhadap kualitas layanan  di LPMP Semarang?
  2. Bagaimanakah strategi yang dapat digunakan pihak LPMP dalam meningkatkan kepuasan peserta diklat?

Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan peserta diklat terhadap kualitas layanan  di LPMP Semarang.
  2. Untuk mengetahui dan menganalisis strategi yang dapat digunakan pihak LPMP dalam meningkatkan kepuasan peserta diklat yang ada.

Kesimpulan

Hasil yang didapat dalam penelitian ini tentang kualitas pelayanan yang ada di LPMP melalui analisis gap dan analisis strategi adalah sebagai berikut :

Kepuasan Peserta Diklat
Secara umum peserta diklat telah puas terhadap kualitas layanan yang ada di LPMP pada saat ini. Rata-rata skor gap adalah positif sehingga kualitas layanan yang ada pada saat ini telah memenuhi harapan peserta diklat. Dalam tinjauan tiap atribut kualitas layanan didapat hasil semua atribut mempunyai gap positif  kecuali pada ruang asrama dan sarana perpustakaan nilai gap adalah negatif, artinya nilai kinerja kualitas layanan asrama masih dibawah harapan peserta diklat.

Berdasarkan diagram cartesius didapat hasil bahwa secara keseluruhan kualitas layanan yang ada berada dikuadran I yaitu kualitas pelayanan dinilai baik dan diharapkan tinggi oleh peserta diklat. Secara umum startegi yang tepat untuk saat ini adalah mempertahankan  kualitas layanan yang ada. Berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan diagram cartesius secara parsial dapat dilakukan strategi yaitu ruang belajar, sarana olah raga, perlengkapan peralatan dan pelayanan administrasi merupakan atribut yang perlu dipertahankan, sedangkan kondisi ruang asrama dan sarana perpustakaan perlu untuk ditingkatkan.

Variabel konsumsi berada pada kuadran III sehingga kualitas layanan yang ada perlu ditingkatkan untuk jangka panjang, sedangkan variabel pelayanan kesehatan justru perlu dilakukan efisiensi layanan yang ada.

Strategi Peningkatan Kepuasan Peserta Diklat

Variabel ruang asrama dan sarana perpustakaan perlu mendapatkan prioritas untuk ditingkatkan mengingat variabel ini mempunyai gap paling besar terutuma ruang asrama mempunyai gap negatif dan mempunyai daya dukung langsung terhadap kegiatan pendidikan dan pelatihan di LPMP. Sedangkan enam variabel yang lain hanya perlu dipertahankan, dilakukan efisiensi kinerja layanannya dan dioptimalkan pemanfaatannya. Tidak banyak diketemukan potensi dan kendala dalam usaha peningkatan kepuasan peserta diklat  kecuali untuk jangka panjang. Dalam jangka  pendek variabel yang perlu ditingkatkan adalah variabel ruang asrama dan sarana perpustakaan.

Potensi dan kendala dalam usaha peningkatan kepuasan peserta diklat lebih banyak muncul berkaitan dengan desentralisiasi lembaga pendidikan dan pasar bebas. Pengembangan sistem informasi, sarana-prasarana fisik yang representatif, kelengkapan buku-buku pelajaran, perpustakaan digital, kenyamanan ruang belajar merupakan hal yang menarik dalam pengembangan LPMP kedepan, terutama dalam usaha meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan kinerja layanan dan daya saing. Dalam hal lain pengembangan ini membutuhkan kesiapan dana pengembangan, SDM dan manajemen. Sehingga skala prioritas perlu dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan sumberdaya internal dengan tetap memperhatikan perkembangan lingkungan lembaga.

Faktor-Faktor Pembelian Telepon Seluler Oleh Konsumen

Contoh Tesis Komunikasi ~ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Telepon Seluler Di Makassar (Suatu Uji Kemampuan Iklan Media Cetak)

Pelayanan Konsumen Telepon Seluler

Pelayanan Konsumen Telepon Seluler

Latar Belakang Tesis :

Dunia teknologi informasi memang selalu menarik untuk diamati, terutama yang berkaitan dengan telekomunikasi. Ini ditandai dengan perkembangan internet, kemudian disusul dengan teknologi telepon seluler yang begitu cepat dan canggih sehingga setiap orang tertarik untuk memiliki. Sekarang ini setiap orang tidak hanya memiliki suatu produk karena fungsinya saja, tetapi juga rasa bangga dan pengakuan yang didapatkan dari memiliki produk tersebut.

Teknologi dalam telepon seluler merupakan salah satu daya tarik untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli. Desain atau model unik serta teknologi yang digunakan seperti kamera, bunyi panggilan serta fasilitas yang dapat berinternet merupakan daya tarik untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan telepon seluler NOKIA yang memiliki keunggulan dalam hal desain/model dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya seperti MOTOROLA, ERICCSON (kemudian merger dengan SONY menjadi SONY ERICCSON), SAMSUNG  dan SIEMENS

Rumusan Masalah

1.   Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli telepon seluler dengan memilih merek tertentu ?
2.   Apakah iklan yang menggunakan media cetak (surat kabar dan majalah) efektif untuk mengubah perilaku konsumen dalam pembelian telepon seluler?

Tujuan penelitian

1.   Untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli telepon seluler dengan merek tertentu.

2.   Untuk menganalisis iklan yang menggunakan media cetak (majalah dan surat kabar)  untuk memgubah perilaku dalam pembelian telepon seluler.

Simpulan

Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai hasil dari keseluruhan temuan dan pengujian hasil penelitian sebagai berikut :

1.  Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seperti iklan, toko, media cetak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumen, ini berarti pesan yang disampaikan oleh iklan, informasi yang diberikan oleh tenaga penjual serta berita yang disampaikan oleh media cetak dapat diterima atau mempengaruhi perilaku untuk melakukan tindakan pembelian. Sedangkan penjualan langsung dan orang lain tidak berpengaruh secara signifikan. Faktor iklan, toko, dan media cetak adalah promosi yang efektif untuk memperkenalkan produk telepon seluler sedangkan penjualan langsung dan orang lain tidak cocok digunakan untuk melakukan promosi produk telepon seluler kepada konsumen.

2.  Iklan yang efektif tidak hanya diukur dengan tingkat penjualan suatu produk tetapi  bagaimana pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh konsumen. Pengukuran efektifitas iklan dapat dilakukan enam cara yakni memori, persuasi, komunikasi, tahap demi tahap, pengukuran dan respon langsung. Media cetak efektif dalam memberikan pesan yang diberikan oleh iklan karena mempunyai jangkauan yang luas serta mempunyai nilai ekonomis sehingga banyak pengecer atau toko membuat iklan di media cetak terutama media cetak lokal dibandingkan media cetak Nasional.

 

Pesan Komunikasi Politik Gus Dur Dalam Gerakan Demokrasi

Link Kumpulan Judul Tesis Magister Komunikasi

Pesan Komunikasi Politik Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Dalam Gerakan Demokrasi Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kalangan Nahdliyin Di Samarinda

Alm. Gusdur Dan Amin Rais

Alm. Gusdur Dan Amin Rais

Latar Belakang Tesis :

Deklerasi Ciganjur merupakan starting point bagi elit politik untuk meneruskan gerakan demokrasi di Indonesia pasca kejatuhan orde baru, peristiwa ini juga merupakan jempatan bagi Abdurrahman Wahid menjadi presiden RI ke-empat.

Peristiwa yang cukup spectacular  dalam kehidupan politik Gus Dur juga nampak ketika ia membacakan dekrit presiden dengan maksud membubarkan parlemen DPR dan MPR, ia menganggap tindakan dewan sudah melampaui batas dan keluar dari koridor demokrasi,  namun tindakan ini jadi bumerang bagi Gus Dur yang berakibat harus turun dari jabatannya sebagai presiden.

 Rumusan Masalah

Bagaimana pesan komunikasi politik Gus Dur dalam Gerakan Demokrasi Di Indonesia pada kalangan Nadliyin di Samarinda ?

  1. Bagaimana perilaku Kalangan Nahdliyin dalam Menerima Pesan Gus Dur?
  2. Bagaiman pengaruh pesan komunikasi politik Gus Dur di kalangan nahdliyin Samarinda ?

 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang diangkat, yaitu untuk:

  1. Untuk menganalisis   bentuk pesan komunikasi politik Gus Dur dalam Gerakan Demokrasi Di Indonesia pada kalangan Nadliyin di Samarinda.
  2. Untuk menganalisis perilaku Kalangan Nahdliyin dalam menerima Pesan politik Gus Dur.
  3. Untuk menganalisis pengaruh pesan komunikasi politik Gus Dur di kalangan Nahdliyin Samarinda.

Kesimpulan

  1. Pesan komunikasi politik Gus Dur dalam Gerakan Demokrasi Di Indonesia pada kalangan Nahdliyin di Samarinda dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu: (a)  pesan kemanusiaan. (b) pesan keadilan dalam pluralitas masyarakat. (c) pesan kebudayaan dalam pluralitas masyarakat, dan (d) pesan progrevitas pemikiran ke-Islam-an..
  2. Perilaku Kalangan Nahdliyin dalam Menerima Pesan Gus Dur. Dalam konteks inilah, warna agama telah memberikan cirinya yang khas dalam perjalanan politik Gus Dur, Karena karakteristik sensitif yang dimiliki, agama dapat berfungsi sebagai mediator dalam menyampaikan pesan apa pun bagi kalangan Nahdliyin. Agama secara tidak langsung memiliki wacana yang memungkinkan sesuatu provokasi dapat mudah tersosialisasi. Lebih-lebih pada masyarakat beragama yang didominasi oleh dimensi-dimensi emosional, seperti umumnya kaum pesantren, apa pun yang menyentuh kesadaran religus atau keyakinannya dapat mengubah keyakinan itu menjadi perilaku yang agresif. Itulah sebabnya tema-tema agama yang dikemas dalam pesan-pesan komunikasi politik Gus Dur selalu diangkat.
  3. Hasil analisis pengaruh pesan komunikasi politik Gus Dur terhadap perilaku kalangan Nahdliyin Samarinda menghasilkan variabel pesan komunikasi yang bersifat kemanusiaan (X1) berpengaruh positif terhadap perilaku kalangan Nahdliyin Samarinda (Y) sebesar 0.5158 dengan nilai t hitung = 6.072 dan probabilitas 0.000. variabel pesan komunikasi yang bersifat keadilan dalam pluralitas masyarakat (X2) berpengaruh positif terhadap perilaku kalangan Nahdliyin Samarinda (Y) sebesar 0.4993 dengan nilai t hitung = 5.4990 dan probabilitas 0.000. variabel pesan komunikasi yang bersifat kebudayaan dalam pluralitas masyarakat (X3) berpengaruh positif terhadap perilaku kalangan Nahdliyin Samarinda (Y) sebesar 0.4157 dengan nilai t hitung = 5.1650 dan probabilitas 0.000. variabel pesan komunikasi yang bersifat progresivitas pemikiran ke-Islam-an (X4) berpengaruh positif terhadap perilaku kalangan Nahdliyin Samarinda (Y) sebesar 0.2993 dengan nilai t hitung = 3.7911 dan probabilitas 0.000. Dengan demikian variabel pesan politik Gus Dur yang bersifat kemanusiaan paling berpengaruh terhadap perilaku kalangan Nahdliyin Kota Samarinda.

Strategi Persaingan Dalam Pemasaran Surat Kabar Harian

Link Contoh Judul Tesis Magister Manajemen Pemasaran/Marketing

Contoh Tesis Komunikasi  ~ Strategi Memenangkan Persaingan Dalam Pemasaran Surat Kabar Harian Di Makassar Kasus Fajar, Tribun Timur Dan Pedoman Rakyat

Koran Yang Terbit Jaman Penjajah Jepang

Koran Yang Terbit Di Zaman Penjajah Jepang

Latar Belakang Tesis :

Dalam persaingan media massa, selain media cetak sendiri, media elektronikpun (radio dan Televisi) dan media internet walaupun hanya satu persen bangsa Indonesia yang terkait ke internet, juga melakukan persaingan namun tidak separah dengan persaingan media cetak, karena kita mengenal lokalisasi media yang menjadi ancaman langsung bagi media nasional seperti surat kabar daerah, majalah daerah.

Karena itu,  saat ini bisnis surat kabar pada saat ini merupakan bisnis yang menggiurkan bagi pengusaha-pengusaha pers, selama masyarakat Indonesia masih terikat dalam media konvensional, namun hal ini perusahaan pers perlu  manajemen yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan dalam persaingan persuratkabaran dewasa ini.

Permasalahan

Strategi apa yang diterapkan oleh surat kabar harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dalam memenangkan persaingan dalam pemasaran.

Pertanyakan Penelitian :

  1. Apakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh surat kabar harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dapat meningkatkan oplah penjualan ?
  2. Apakah bauran pemasaran yang digunakan oleh surat kabar harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat berbeda dalam  mempertahankan pangsa pasarnya?

 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah dapat dikemukakan sebagai berikut :

Untuk mengkaji strategi pemasaran yang digunakan oleh Harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dalam memenangkan strategi persaingannya.

Untuk mengkaji bauran pemasaran yang dilakukan oleh  Harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dalam mempertahankan pangsa pasarnya.

 Kesimpulan

Berdasarkan  dari konsep strategi pemasaran yang dilakukan oleh ketiga surat kabar harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat sangat berdampak pada peningkatan penjualan oplah masing-masing seperti oplah harian Fajar mengalami fluktuatif dari tahun 2001 oplah mencapai 66.432, tahun 2002 mengalami penurunan kemudian tahun 2003 kembali mengalami peningkatan hingga tahun 2004. Sementara oplah Tribun Timur yang mengalami kenaikan yang signifikan awal terbit 9 Pebruari 2004 beroplah 20.751 hingga umur satu tahun mengalami peningkatan sangat tajam mencapai 45.106, dan oplah  Pedoman Rakyat mengalami penurunan mulai tahun 2002 oplahnya mencapai 40.371 sampai 2004 oplah menurun samapi 34.083.

Dalam melakukan strategi dari marketing mix ketiga surat kabar ini masing-masing mempunyai strategi sendiri-sendiri baik itu dalam produk, harga, distribusi dan promosi .

  1. Produk :

Dalam melakukan strategi Produk,  berita-berita yang disajikan masing masing mempunyai ciri tersendiri, Harian Fajar menyajikan berita untuk kalangan menengah keatas dengan pemberitaan secara umum, sementara Tribun Timur menyajikan berita-berita untuk kalangan menengah keatas dengan berita-berita hiburan, gaya hidup dan olah raga bola sedangkan Pedoman Rakyat juga menyajikan berita untuk kelangan pemerintah dan PNS, pada iklan ketiga surat kabar ini juga mengambil iklan yang sama,sehingga persaingan iklan mereka sangat ketat.

  1. Harga

Untuk Harga ketiganya sudah menerapkan harga yang bersaing, harga masing-masing sesuai dengan daya beli pembaca masing-masing.

  1. Distribusi

Untuk distribusi ketiga surat kabar ini pada dasarnya memakai distribusi tidak langsung tetapi pendek, karena ketiganya termasuk dalam industri komsumsi, karena berita-berita yang disajikan adalah berita straight news yaitu pembaca bisa segera tahu dan mengerti peristiwa yang terjadi setidaknya sebagai bahan dasar sebelum mengambil suatu analisa atau kesimpulan tertentu.

4. Promosi

Pada dasarnya promosi yang dipakai sama, namun ketiganya mempunyai ciri promosi berbeda dalam meningkatkan penjualan.

Fajar memakai promosi marketing personal, sementara Tribun Timur memakai Tribun  Famili card dan suplemen majalah, Sedangkan Pedoman memakai promosi lewat bioskop

Ketiga Surat kabar ini juga mempunyai pangsa pasar juga berbeda, yaitu Fajar memelih pangsa pasar kelas menengah keatas dan tidak mengabaikan kelas bawah dengan berita umum, Tribun Timur memilih pangsa pasar menengah ketas dengan berita hiburan, gaya hidup  dan olah raga dan Pedoman rakyat memilih pangsa pasar pemerintah dan PNS (Pegawai Negeri Sipil)

Ketiganya masing-masing mempunyai kekuatan, kepeluang dalam mencapai tujuan pasar dan ketiganya juga akan mampu mengatasi kelemahan dan ancaman  dalam melakukan strategi pemasarannya, sehingga ketiganya dapat eksis terbit.

Pernyataan  bahwa Kajian Strategi pemasaran dan bauran pemasaran yang digunakan  oleh surat kabar harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat untuk memenangkan persaingannya dalam pemasaran dianggap mampu mempertahankan pangsa pasarnya dan berdampak pada peningkatan penjualan oplah di Makassar, ketiga surat kabar diatas ternyata ada diantaranya belum mampu memenuhi tujuan perusahaan sebagai perusahaan media dalam mencapai tujuan pemasarannya karena adanya trend penjualan selama satu tahun dari bulan Pebruari 2004 – Pebruari 2005 ketiga surat kabar ini terjadi perbedaan yaitu Harian Fajar  trend penjualan selama pebruari 2004 sampai Pebruari 2005 mengalami  fluktuatif, Tribun Timur Trend penualannya mengalami kenaikan secara signifikan selama Pebruari 2004 sampai Pebruari 2005  dan Pedoman Rakyat Trend penjualannya mengalami menurun cukup tajam selama Pebruari 2004 sampai Pebruari 2005.  Sehingga perlu ada evaluasi-evaluasi khususnya dibidang marketing mix (bauran pemasaran) yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi.

Analisis KAPET Terhadap Pembangunan Ekonomi Kawasan Hinterland

Contoh Tesis Komunikasi Analisis Koneksitas Komunikasi Organisasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare  Terhadap Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Hinterland

Kawasan Hinterland Di Kepulauan Riau

Kawasan Hinterland Di Kepulauan Riau

Latar Belakang Tesis :

Khusus pada pengembangan Kawasan Timur Indonesia, pemerintah telah menempuh pula suatu kebijaksanaan pembangunan sektor ekonomi untuk setiap kawasan andalan di setiap propinsi KTI, yakni melalui Keppres Nomor 8 tahun 1996 dengan menetapkan 13 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET). Aktualisasi dari pelaksanaan Keppres tersebut adalah dengan pembentukan suatu lembaga khusus Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia (DP-KTI), dan lembaga ini telah menetapkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) untuk wilayah andalan Propinsi   Sulawesi Selatan,   yakni Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare yang meliputi lima wilayah, yakni Kotamadya Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidrap, dan Kabupaten Enrekang. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare berpusat di Kotamadya Parepare.

Pertimbangan utama pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare adalah dalam rangka memacu dan meningkatkan kegiatan pembangunan, khususnya pada sektor ekonomi bagi daerah hinterland (sekitarnya) kelima Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare tersebut dengan memberikan peluang bagi para investor, baik investor asing maupun investor luar negeri untuk berperan aktif secara lebih luas di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi, sebagaimana yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka melahirkan beberapa butir permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana koneksitas komunikasi organisasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Parepare ?
  2. Bagaimana percepatan pembangunan ekonomi daerah hinterland Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare ?
  3. Sejauh mana pengaruh dan hubungan koneksitas komunikasi organisasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare terhadap percepatan pembangunan ekonomi daerah hinterlandnya ?
Pemandangan Kawasan Hinterland Dari Atas

Pemandangan Kawasan Hinterland Dari Atas

 

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengkaji koneksitas komunikasi organisasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Kerpadu (KAPET) Parepare.
  2. Untuk mengkaji percepatan pembangunan ekonomi daerah hinterland Kawasan Pengembangan Ekonomi  Terpadu (KAPET) Parepare.
  3. Untuk mengkaji pengaruh dan hubungan koneksitas komunikasi organisasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare terhadap percepatan pembangunan ekonomi daerah hinterlandnya.

Kesimpulan

Dari hasil keseluruhan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Koneksitas dalam bentuk komunikasi organisasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare berlangsung maksimal ditandai oleh adanya Koordinasi, Sosialisasi, Sinergis, dan Evaluasi yang sering dilaksanakan. Koneksitas ini dilakukan untuk memberdayakan potensi dengan menyesuaikan program-program unggulan setiap daerah dalam rangka mencapai visi dan misi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare sebagi pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.
  2. Pembangunan ekonomi daerah hinterland Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare berlangsung kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan faktor-faktor produksi dari setiap daerah. Di samping itu pembangunan ekonomi umumnya hanya terkonsentrasi pada beberapa sektor ekonomi yang dianggap paling urgen bagi setiap daerah. Artinya pembangunan diutamakan pada sektor yang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah tanpa mencermati efek dan masalah lain yang mungkin timbul, yang bisa saja justru kontrapruduktif dengan visi dan misi KAPET Parepare itu sendiri.
  3.  Koneksitas dalam bentuk komunikasi organisasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare berkorelasi secara kuat dan secara simultan berpengaruh positif terhadap Percepatan Pembangunan Ekonomi daerah hinterlandnya. Meskipun Koneksitas secara simultan berpengaruh positif namun secara parsial variabel Evaluasi tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dimaksud. Hal ini dimungkinkan karena pelaksanaan Evaluasi dalam kawasan tersebut kurang menyentuh prosodur dan petunjuk Evaluasi yang sesungguhnya terhadap beberapa program yang telah dilakukan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Komoditi Kopi

Latar Belakang Masalah 

Pengembangan agroindustri merupakan  tindakan yang secara serentak akan dapat mengembangkan sektor pertanian. Dengan konsep keterkaitan, permintaan terhadap hasil pertanian akan meningkat, sebagai akibat berkembangnya agroindustri maka idealnya lokasi pengembangan agroindustri tersebut ditempatkan di pedesaan, sesuai dengan prinsip mendekati bahan  baku. Disamping karena produk pertanian sebagai bahan baku agroindustri tersebut umumnya dapat dihasilkan didaerah pedesaan (Soeharjo, 1991).

Eksport Komoditas Kopi di Indonesia

Eksport Komoditas Kopi di Indonesia

 

Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang beragam terutama pada sektor pertanian dan perkebunan yang menghasilkan bahan pangan maupun komoditi ekspor. Berdasarkan data statistik jumlah penduduk Sumatera Utara mencapai 12, 326 juta jiwa (tahun 2005) dan sebagian besar penduduknya tinggal dipedesaan yaitu mencapai 6.659 juta jiwa atau sekitar 54, 03%, sementara itu jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara mencapai 14.93 % yang tingkat pendapatannya masih sangat rendah dan terdapat sekitar 53.73% penduduk Sumatera Utara yang bekerja di sektor pertanian (BPS, 2006). Sehingga untuk memanfaatkan potensi penduduk yang relatif besar tersebut, industrialisasi pedesaan (agroindustri) saatnya digalakkan, dalam hal ini adalah industri untuk mengolah bahan dari hasil pertanian setempat (Sari, 2002).

Pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997, propinsi Sumatera Utara juga terkena dampaknya, dan hingga tahun 2000 yang lalu masih menekan perekonomian secara menyeluruh. Tetapi karena Sumatera Utara memiliki areal perkebunan yang cukup luas serta terdapatnya agroindustri, walaupun terjadi krisis ekonomi namun Sumatera Utara masih dapat bertahan hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi propinsi Sumatera Utara (tanpa migas) yaitu tahun 1997 sebesar 6,88%, tahun 1998 turun menjadi minus 10,99%,  tetapi tahun 1999 tumbuh menjadi 2,66% dan tahun 2001 membaik menjadi 5,23% (Disperindag S.U, 2002).

Secara umum hasil perkebunan yang paling menonjol di Sumatera Utara adalah; karet, kelapa sawit, tembakau, tebu, teh dan coklat.  Komoditi teh merupakan komoditi unggulan di Sumatera Utara yang juga sangat penting artinya bagi kebutuhan masyarakat, dimana teh merupakan barang substitusi dari komoditi kopi.

Rumusan Masalah

  • Berapa besar pengaruh harga kopi domestik terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?
  • Berapa besar pengaruh harga ekspektasi kopi domestik terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?
  • Berapa besar pengaruh harga teh terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?
  • Berapa besar pengaruh harga gula terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?
  • Berapa besar pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series tahun 1985–2005, yang bersumber dari BPS Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara dan dianalisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Squarer (OLS) dengan menggunakan Model Koyck (model ekspektasi).

Berdasarkan hasil estimasi, penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ialah harga kopi domestik, harga ekspektasi   kopi domestik, harga gula dan pendapatan perkapita  pada tingkat kepercayaan 95% dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 96,91%. Secara parsial hasil analisis  menunjukkan bahwa harga kopi domestik berpengaruh negatif terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara, harga teh (barang substitusi) berpengaruh positif terhadap  permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara, harga gula (barang komplementer) berpengaruh negatif terhadap permintaan komoditit kopi di Sumatera Utara dan pendapatan perkapita berpengaruh positif  terhadap permintaan komoditi kopi Sumatera Utara, sementara itu harga ekspektasi kopi domestik berpengaruh negatif terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara, artinya jika harga ekspektasi turun maka permintaan komoditi kopi oleh konsumen akan meningkat.

Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian tersebut  disarankan agar para petani kopi di Sumatera Utara berusaha meningkatkan  produksi dan tetap menjaga kualitas kopi yang dihasilkan. Pemerintah Propinsi Sumatera Utara perlu membantu para petani kopi dengan memberikan insentif (rangsangan) apakah berupa pinjaman modal atau penyediaan sarana dan prasarana dalam upaya peningkatan produksi kopi di Sumatera Utara, sehingga mampu menguasai pasar domestik bahkan menembus pasar ekspor (luar negeri).

Proximity Dan Kandungan Sosioemosi Isi Pesan E-Mail Di ML

Contoh Tesis Komunikasi ~Proximity Dan Kandungan Sosioemosi Isi Pesan Electronic Mail (E-Mail)  Di Mailing List UNHAS-ML

Logo Email

Logo Email

Latar Belakang Tesis :

Salah satu kegunaan unik dari fasilitas e-mail ini yaitu terdapatnya pengguna yang berada pada grup tertentu.  Penggunaan e-mail untuk forum diskusi kelompok yang besar dikenal dengan teknik atau aplikasi mailing list. Selanjutnya mailing list menjadi aplikasi dasar utama dalam pembentukan berbagai komunitas cyber. Anggota grup akan menerima pesan-pesan yang terkirim ke alamat group secara serentak.

Mailing list ini memberi setiap pribadi suatu wewenang untuk mengirimkan berbagai pesan yang berisi aneka ragam pikiran kepada ribuan orang tanpa disunting. Mailing list di sini berperan sebagai sebuah laporan pelanggan berkesinambungan karena setiap orang tak henti-hentinya menyumbangkan pandangan, pengalaman, peringatan melalui e-mail mereka.

Rumusan Masalah

Uraian gejala-gejala pada latar belakang di atas, menunjukkan adanya permasalahan dalam proses komunikasi yang berlangsung pada mailing list UNHAS-ML yaitu dilibatkannya emosi negatif yang tecermin melalui pemilihan kata yang kurang “simpatik” untuk dibaca.

Penelitian ini akan mencoba mengaitkan hal tersebut di atas dengan jenis-jenis proximity. Jenis-jenis proximity yang akan dibahas adalah kedekatan budaya, kedekatan psikologis, kedekatan sosial, dan kedekatan politis.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis mengkonsentrasikan penelitian pada tiga pertanyaan terpilih yaitu :

  1. Peristiwa dan isu-isu apa sajakah menjadi topik perdebatan yang mengandung sosioemosi ketegangan di mailing list UNHAS-ML?
  2. Seberapa besarkah faktor proximity dan faktor apakah yang dominan mempengaruhi minat anggota grup dalam menanggapi suatu pesan?
  3. Seberapa besarkah faktor proximity mempengaruhi keberpihakan seorang anggota grup dalam menanggapi isi e-mail anggota yang lain?
Sosialisasi Penggunaan Email

Sosialisasi Penggunaan Email

 

 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menjelaskan topik-topik yang dominan menjadi topik perdebatan  di mailing list UNHAS-ML.

2.   Menggambarkan pengaruh dan faktor proximity yang dominan mempengaruhi  minat  para  anggota grup menanggapi suatu pesan.

3.   Menggambarkan faktor-faktor proximity yang mempengaruhi  keberpihakan  para anggota grup terhadap isi pesan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

  1. Peristiwa dan isu-isu yang banyak menjadi topik perdebatan dan mengandung sosioemosi ketegangan dan faktor proximity di mailing list UNHAS-ML adalah topik-topik yang menyangkut citra dan pengembangan Unhas. Secara khusus ada dua topik terpilih yaitu topik website atau situs Unhas dan topik penganiayaan mahasiswa baru fakultas Teknik (fenomena ospek).

Hasil pemahaman menunjukkan bahwa kedua topik terpilih ini sarat dengan pernyataan-pernyataan tendensius, melegitimasi pihak sendiri dan mendelegitimasi pihak lain, penuh prasangka dan cenderung menonjolkan emosional dalam berpendapat dalam memberi penilaian terhadap orang lain.

  1. Kandungan proximity yang terdapat pada pesan-pesan yang mengandung sosioemosi ketegangan pada kedua topik diakui anggota grup mempengaruhi mereka dalam berkomentar. Kedekatan sosial adalah kedekatan yang dominan mempengaruhi anggota grup pada dua topik terpilih. Kedekatan sosial untuk topik Website atau situs Unhas mencapai nilai sebesar 100% untuk kelompok A dan 85,7% untuk kelompok B. Untuk kedekatan psikologi, kelompok A mencapai nilai 100% dan 28,5% untuk kelompok B. Kedua faktor ini lebih kuat mempengaruhi daripada kedekatan budaya yang tidak dipilih oleh responden pada dua kelompok; dan kedekatan politik hanya dipilih oleh 1 responden pada kelompok B.

Untuk topik Penganiayaan Maba, responden pada kelompok A lebih dipengaruhi oleh faktor psikologi sebesar 75%. Namun untuk kedekatan sosial meskipun untuk kelompok A sebesar 62,5% (lebih kecil dari kedekatan psikologi), tetapi pada  kelompok B, kedekatan sosial mencapai 100%. Kedekatan budaya pada kedua kelompok hanya mencapai persentase masing-masing sebesar 12,5% dan 0%. Tidak berbeda dengan kedekatan politik yang hanya memiliki persentase sebesar 6,25% dan 0% pada masing-masing kelompok.

  1. Keberpihakan anggota grup terhadap anggota lain juga dipengaruhi oleh faktor kedekatan. Faktor yang dominan adalah kedekatan sosial. Ikatan kelembagaan atau organisasi menjadi penguat keberpihakan anggota grup terhadap anggota lainnya, meskipun hanya tahu, dan tidak mengenal secara langsung anggota grup tersebut. Dominasi kedekatan sosial ini terbukti dari persentase yang diperoleh pada topik website Unhas sebesar 100% untuk kelompok A dan B. Demikian halnya dengan kedekatan psikologi yang meskipun tidak dominan mempengaruhi, namun adanya persamaan sikap dan emosi diantara beberapa responden membuat mereka saling memberi dukungan satu sama lain. Persentase yang dicapai kedekatan psikologi masing-masing 87,5% bagi kelompok A dan 0% bagi kelompok B. Untuk faktor kedekatan budaya tidak ada satupun responden yang memilih, sedangkan untuk faktor kedekatan psikologi hanya dipilih oleh 1 responden (12,5%).

Faktor kedekatan budaya dan kedekatan politik baik dalam menanggapi pesan maupun untuk menunjukkan keberpihakan, responden menjawab bahwa kedua faktor tersebut tidak mempengaruhi mereka. Secara keseluruhan untuk kedua topik terpilih dan kelompok-kelompok responden yang tidak secara dekat dipengaruhi faktor budaya dan politik memiliki alasan yang senada, yaitu; mereka berusaha memandang suatu persoalan tanpa melibatkan faktor kesukuan, religi mereka yang sifanya sangat pribadi dan peka. Demikian halnya dengan faktor politik. Oleh karena pesan-pesan yang dikomentari pun lebih bersifat pada pesan-pesan pengembangan kampus, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masalah-masalah lainnya diluar pembahasan dan kepentingan politik.

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?