HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp)

Archive for the Tesis Kesehatan Masyarakat Category

Gejala Saluran Pernapasan Dan Gangguan Ventilasi Paru Pekerja

Contoh Tesis KESMAS ~ Hubungan Paparan  Debu  Karbon  Hitam  Dengan  Gejala  Saluran Pernapasan  Dan  Gangguan Ventilasi  Paru  Pekerja  Di  PT. Aneka Sinendo  Kabupaten  Kulonprogo  Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Alat Pernafasan Manusia

Alat Pernafasan Manusia

Latar Belakang Tesis :

Debu industri yang terdapat dalam udara dikelompokkan menjadi dua, yaitu “deposit particulate matter” adalah partikel debu yang hanya berada sementara di udara, partikel ini segera mengendap karena daya tarik bumi. “Suspended particulate matter” adalah debu yang tetap berada di udara dan tidak mudah mengendap. Partikel debu yang dapat dihirup berukuran 0,1 sampai 10 mikron (Yunus, F; 1997).

 Upaya perlindungan terhadap tenaga kerja perlu terus ditingkatkan melalui perbaikan syarat kerja, kondisi lingkungan kerja, serta hubungan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja secara keseluruhan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

Apakah ada hubungan antara paparan debu karbon hitam dengan gejala gangguan saluran pernapasan tenaga kerja.Apakah ada hubungan antara paparan debu karbon hitam dengan gangguan ventilasi paru tenaga kerja.Apakah ada hubungan antara gejala gangguan saluran pernapasan dengan gangguan ventilasi paru tenaga kerja.

Seseorang Yang Menggunakan Alat Bantu Pernafasan

Seseorang Yang Menggunakan Alat Bantu Pernafasan

Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui kadar paparan debu karbon hitam di PT. Aneka Sinendo.
  2. Melihat gambaran gejala saluran pernapasan dan gangguan ventilasi paru pada tenaga kerja.
  3. Mengetahui apakah ada hubungan antara paparan debu karbon hitam dengan gejala saluran pernapasan pada tenaga kerja.

Kesimpulan 

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Pemaparan kadar debu karbon hitam lingkungan kerja dibagian produksi (extruder dan oven) PT. Aneka Sinendo melebihi Nilai Ambang Batas (NAB),
  2. Ada hubungan yang bermakna antara paparan kadar debu karbon hitam dengan keluhan subjektif saluran pernapasan (yang terbanyak adalah batuk-batuk, berdahak dan sesak napas dan gangguan ventilasi paru).
  3. Ada hubungan yang bermakna antara keluhan subjektif saluran pernapasan dengan gangguan ventilasi paru.
  4. Faktor risiko lain yang mempengaruhi keluhan subjektif saluran pernapasan dan gangguan ventilasi paru antara lain adalah masa kerja dan status gizi tenaga kerja.
  5. Ada hubungan yang bermakna antara paparan debu karbon hitam dengan gejala saluran pernapasan pada tenaga kerja. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antaran paparan debu karbon hitam dengan keluhan subjektif saluran pernapasan (p=0,022) dan gangguan ventilasi paru (p=0,034) pada tenaga kerja.

 

 

Analisis Minat Penggunakan Ulang Pelayanan Rumah Sakit Umum

Contoh Tesis KESMAS ~  Analisis Minat Konsumen Untuk Menggunakan Ulang Pelayanan Rumah Sakit Umum Mitra Keluarga Husada  Pedan Klaten

Ilustrasi Gedung Rumaah Sakit

Ilustrasi Gedung Rumaah Sakit

Latar Belakang Tesis :

Lingkungan organisasi mengalami perubahan yang dinamis, cepat dan radikal dengan semakin meningkatnya proses globalisasi yang melanda di semua negara di dunia (Mulyadi,2001). Perubahan lingkungan global yang sedang berlangsung berdampak pada sektor kesehatan baik pada tingkatan makro yaitu Sistem Kesehatan Nasional dan pada tingkatan mikro yaitu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai suatu organisasi harus menghadapi persaingan global, yang menuntut digunakannya konsep manajemen stratejik yang digunakan sebagai model penafsiran perubahan dan adaptasi strategis terhadap perubahan lingkungan, serta digunakannya perencanaan strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen sebagai jawaban dari perubahan kebutuhan konsumen yang sangat cepat sehingga rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan harapan konsumen bahkan melebihi harapan konsumen.

Menurut Mulyadi (2001), dampak dari globalisasi tersebut terjadi pergeseran kekuasaan dalam pasar dimana konsumen memegang kendali terhadap jasa pelayanan, sehingga konsumen menuntut agar diperlakukan secara istimewa. Rumah sakit dalam memberikan jasa pelayanan berorientasi keinginan dan kebutuhan konsumen, atau berorientasi pada konsumen (consumer oriented), sehingga kegiatan pemasaran yang dilakukan rumah sakit harus dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumen .

Perumusan Masalah Penelitian 

Sebagai upaya pengenalan terhadap perilaku konsumen dalam menggunakan jasa pelayanan rumah sakit, maka diperlukan analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan ulang jasa pelayanan rumah sakit, sehingga dengan mengetahui minat konsumen dalam menggunakan jasa pelayanan rumah sakit diharapkan dapat merumuskan strategi pemasaran tepat bagi rumah sakit berdasarkan minat konsumen.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana  minat konsumen dalam menggunakan ulang jasa pelayanan rumah sakit dan merumuskan strategi pemasaran yang tepat berdasarkan minat konsumen dalam menggunakan jasa pelayanan Rumah Sakit Mitra Keluarga Husada.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Mengetahui bagaimana minat konsumen dalam menggunakan jasa pelayanan Rumah Sakit Mitra Keluarga Husada.
  2. Mengetahui pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan terhadap minat konsumen dalam menggunakan jasa pelayanan Rumah Sakit Mitra Keluarga Husada.
  3. Mengetahui strategi pemasaran berdasarkan minat konsumen dalam menggunakan jasa pelayanan rumah sakit, sehingga dapat dirumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi Rumah Sakit Mitra Keluarga Husada.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai jawaban atas permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Pelaksanaan studi pendahuluan menghasilkan 5 (lima) pilihan teratas atribut-atribut pelayanan RS Mitra Keluarga Husada yang menjadi dipertimbangkan dalam memutuskan untuk menggunakan ulang pelayanan tersebut yaitu (1) Pelayanan yang cepat (2) Harga/biaya yang terjangkau/relatif (3) Dokter dan petugas yang ramah (4) Lingkungan yang aman dan nyaman dan (5) Tempat/ruangan rumahsakit yang bersih.
  2. Minat responden pasien untuk menggunakan kembali jasa pelayanan RS Mitra Keluarga Husada tergolong cukup tinggi dengan rerata 4,415. Oleh karenanya minat ini harus dipertahankan dan ditingkatkan dengan memahami faktor yang mempengaruhinya.
  3. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel Sikap Berperilaku dan Kontrol Keperilakuan yang Dihayati (diwakili oleh biaya yang tidak menjadi masalah/terjangkau) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan. Sedangkan variabel Norma Subyektif sekalipun memperoleh skor yang rata-rata tinggi namun tidak berpengaruh signifikan bahkan negatif terhadap Minat Berperilaku.
  4. Strategi pemasaran yang dirasa tepat bagi RS Mitra Keluarga Husada untuk mempertahankan minat konsumen menggunakan ulang pelayanan yang diberikan adalah dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk dan merancang strategi penetapan tarif (pricing/charging) yang bijaksana.

 

 

Analisis Kinerja Perawat Dan Karakteristik Individu Di IRI

Contoh Tesis KESMAS ~ Analisis Kinerja Perawat Ditinjau Dari Beban Kerja Dan Karakteristik Individu Di Instalasi Rawat Inap Rsd Raden Mattaher Jambi

Antara Pasien Dan Perawat

Antara Pasien Dan Perawat

Latar Belakang Tesis :

 Apabila dilihat dari sisi pasien, pesien merasa ada sejumlah perawat yang sering lalai dalam menjalankan tugas, tidak jarang obat yang seharusnya diberikan menjadi terlambat, hal ini tentu saja merugikan pesien. Perawat sering menunjukkan wajah yang tidak ramah, bekerja tergesa-gesa, bahkan ada yang menunjukkan sikap marah dalam menghadapi pasien yang menuntut terlalu banyak, tidak sabar dan tidak menghargai pasien (wawancara dengan beberapa pasien, Oktober 2004).

Kasus-kasus tersebut di atas hanyalah sebagian kecil dari masalah-masalah yang sering dihadapi perawat dalam menjalankan profesinya. Banyak tugas dan tanggung jawab menuntut perawat dalam memenuhi dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan di tempat kerja. Ketidak mampuan perawat untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja akan mengakibatkan stress dan kinerja menurun. Stress kerja terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara tuntutan dengan sumber daya atau kemampuan yang dimiliki perawat untuk memenuhinya. (Tjondronegoro, 2004).

Perumusan Masalah

Dari uraian yang disampaikan pada latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut : ”Apakah ada hubungan kinerja perawat terhadap beban kerja dan karakteristik individu?”

Kondisi Darurat

Kondisi Darurat

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

  1. Mengetahui hubungan antara beban kerja perawat dengan kinerja perawat.
  2. Mengetahui hubugan antara karakteristik  individu perawat dengan kinerja perawat.
  3. Mengetahui bagaimana tingkat kinerja perawat di ruang rawat inap.

Kesimpulan

 Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab IV, daat ditarik kesimpulan untuk menjawab tujuan penilaian ini sebagai berikut :

  1. Terdapat hubungan positif bermakna pada aspek beban kerja (beban waktu, upaya mental) dengan kinerja pribadi (pikiran, perasaan, kemauan, tindakan), kecuali aspek beban stress terhadap aspek pikiran dan perasaan.
  2. Terdapat hubungan antara beban kerja (beban waktu, upaya mental) dengan kinerja profesi (pengetahuan, keterampilan, sikap profesional) berkorelasi positif, kecuali aspek upaya mental terhadap aspek pengetahuan.
  3. Karakteristik individu dengan kinerja perawat tidak ada hubungan, hanya karakteristik tempat kerja yang berhubungan secara signifikan.
  4. Kinerja perawat di bangsal bendah lebih baik dibandingkan perawat di bangsal penyakit dalam.

 

 

Analisis Kebutuhan Dan Pengembangan Pelayanan Rawat Inap

Contoh Tesis Kesehatan Masyarakat ~ Analisis  Kebutuhan  Pelanggan Dalam  Pengembangan  Pelayanan  Rawat  Inap  Di  Puskesmas  Pijoan  Baru  Propinsi  Jambi

Tampilan Puskesmas Yang Sederhana

Tampilan Puskesmas Yang Sederhana

Latar Belakang Tesis :

Adanya dinamisasi dalam gerak langkah pembangunan mendorong diwujudkannya suatu upaya perbaikan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, seperti peningkatan fungsi puskesmas menjadi puskesmas rawat inap (Depkes RI, 1994). Pengembangan puskesmas membutuhkan perencanaan yang baik dan investasi yang besar. Sebelum pengembangan dilakukan, Dinas Kesehatan sebagai perencana pengembangan dapat mengakses banyak sumber informasi. Perencana seringkali mengabaikan satu sumber informasi, yaitu persepsi masyarakat. Tanpa memperhatikan persepsi masyarakat, perencana akan terus merencanakan program kesehatan tanpa input dari masyarakat yang terkena dampak program mereka. Program tersebut akan beresiko dan tidak akan mendapatkan hasil yang optimal (Palmer, 1997).

Daya dorong untuk peningkatan mutu dimulai dari pelanggan. Pelanggan menggambarkan produk dan layanan provider karena mereka merasakan kebutuhan dan harapan mereka dipenuhi atau tidak. Fokus pada kebutuhan dan harapan pelanggan diperkenalkan sebagai kunci peningkatan mutu oleh Deming, Juran, Crosby dan pencetus Total Quality Management (TQM) lain (Jablonski, 1992). Pihak yang menentukan mutu pelayanan adalah pelanggan. Karena itu perusahaan perlu mengetahui sampai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan dan kebutuhan pelanggan yang perlu dipenuhi oleh perusahaan (Umar, 2002).

Perumusan  Masalah

Dari gambaran yang telah diuraikan  pada latar belakang di atas,  untuk melakukan pengembangan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap guna meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, maka perlu diketahui kebutuhan pelayanan kesehatan menurut masyarakat. Sehingga masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.   Bagaimanakah kebutuhan pelanggan akan pelayanan kesehatan dalam upaya pengembangan pelayanan rawat inap di Puskesmas Pijoan Baru?

2.   Apakah ada perbedaan persepsi tentang kebutuhan pelayanan kesehatan dalam upaya pengembangan pelayanan rawat inap antara pelangggan internal dan pelanggan eksternal?

Tujuan  Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui kebutuhan pelanggan dalam upaya pengembangan pelayanan rawat inap di Puskesmas Pijoan Baru.

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah :

1.   Untuk mengetahui persepsi pelanggan internal dan pelanggan eksternal tentang kebutuhan pelayanan kesehatan dalam upaya pengembangan pelayanan rawat inap.

2.   Untuk mengetahui persepsi pelanggan internal dan pelanggan eksternal akan pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan.

3.   Untuk mengetahui adanya kesenjangan antara kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan eksternal dan internal mendukung pengembangan puskesmas rawat inap, yang disertai dengan perbaikan fasilitas air, pengadaan listrik, pembenahan gedung, dan peningkatan kualitas staf dengan pelatihan. Pengembangan pelayanan rawat inap ini disesuaikan dengan prioritas kebutuhan pelayanan kesehatan yaitu :

  1. Obat dan alat yang berkualitas.
  2. Pelayanan rawat inap.
  3. Pelayanan kesehatan umum.
  4. Pelayanan kesehatan anak.
  5. Pelayanan kesehatan mata.
  6. Pelayanan persalinan.
  7. Laboratorium lengkap.
  8. Obat dan alat yang lengkap.
  9. Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang cepat dan tepat .
  10. Jadwal pelayanan dijalankan dengan tepat.
  11. Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien.
  12. Pengetahuan dan kemampuan dokter dalam menetapkan diagnosa penyakit.
  13. Keterampilan para dokter perawat  dan petugas lainnya dalam bekerja.
  14. Tindakan cepat saat pasien membutuhkan.

Komitmen Organisasi Karyawan Puskesmas

Contoh Tesis KESMAS Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dan  Pertimbangan Keadilan Dengan Komitmen Organisasi Karyawan Puskesmas Di Kabupaten Musi Rawas

Pelayanan Puskesmas

Pelayanan Puskesmas

Latar Belakang Penelitian :

Puskesmas sudah sekian lama menghadapi masalah-masalah yang menyangkut keorganisasian yang meliputi beberapa aspek, terutama yang banyak dikeluhkan masyarakat adalah kedisiplinan karyawan tentang kepatuhan dalam mentaati jadwal pelayanan dan proses pelayanan. Masalh yang ada di lingkungan internal puskesmas, misalnya tentang hubungan dan komunikasi sehari-hari antar karyawan yang berkaitan dengan aspek tugas atau kinerja, di antara karyawan masih menunjukan sikap egosektoral, kurang dapat saling berkoordinasi dengan baik untuk dapat menyelesaikan tugas bersama. Dalam karyawan masih mementingkan tugasnya masing-masing.

Hal ini mungkin karena karyawan belum mengetahui tentang uraian tugas, batas-batas kewenangan dan tanggung jawab yang terkait dengan unit lain, ditambah lagi dengan proses pendelegasian wewenang yang tidak berjalan dengan baik. Peran seorang pimpinan puskesmas diharapkan dapat bersikap arif dalam melihat kondisi organisasinya. Namun, justru kadang pimpinan kurang memperhatikan bawahannya secara utuh sehingga sering beban tugas tertumpu pada bagian / unit tertentu atau bahkan pada orang-orang tertentu yang dianggap lebih dapat diajak bekerja sama . Hal ini mengakibatkan di antara karyawan tumbuh perasaan seperti kurang berperan /  terlibat dalam menyelesaikan tugas-tugas puskesmas.

Perumusan Masalah

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghadapi tantangan era globalisasi saat ini karena sumber daya manusia yang berkualitas dapat meningkatkan produktifitas dan daya saing yang tinggi. Karyawan puskesmas adalah asset organisasi yang harus diberdayakan karena merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan kita. Oleh karena itu pengelola atau pemberdayaan karyawan menjadi hal yang sangat penting dan mendesak.

Kondisi kinerja karyawan puskesmas yang tercipta selama ini kurang dapat memperhatikan aspek-aspek yang dapat menimbulkan kepuasaan kerja. Kondisi kinerja dengan tingkat kedisiplinan yang rendah sekarang ini kurang bersifat kondusif untuk tantangan masa depan yaitu semakin ketatnya persaingan dan tuntutan masyarakat berupa pelayan yang bermutu.

Persepsi karyawan puskesmas tentang rasa keadilan dari prosedur kebijakan puskesmas yang diterapkan oleh organisasi selama ini, merupakan salah satu unsur yang semestinya harus menjadi perhatiaan. Masalah ini disinyalir telah mengakibatkan kurangnya kepuasan kerja karyawan dan pada akhirnya akan mengurangi keterikatan, kesetiaan, rasa tanggung jawab dan rasa memiliki organisasi puskesmas.

Dinamika Karyawan Puskesmas

Dinamika Karyawan Puskesmas

Tujuan Penelitian

  1. ingin megetahui sejauh mana hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional karyawan puskesmas di kabupaten Musi Rawas.
  2. ingin mengethui sejauh mana hubungan anrata pertimbangan keadilan dengan organisasi karyawan puskesmas di kabupaten Musi Rawas.
  3. ingin mengetahui sejauh mana pengaruh variabel sertaan (umur, pendidikan, jenis kelamin, starus perkawinan, dan mada kerja) terhadap komitmen organisasioal karyawan puskesmas di kabupaten Musi Rawas.

Kesimpulan

Secara umum penelitian ini berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan dan mendapat respon yang cukup baik dari berbagai pihak terutama dari para responden. Berdasarkan analisis, maka dari penelitian ini dapat ditarik suatu kesimpulan :

  1. Terdapat hubungan positif antara variabel kepuasan kerja dan pertimbangan keadilan dengan komitmen organisasional karyawan puskesmas di Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan hasil yang didapat masih terdapat variabel-variabel lain yang mempengaruhi komitmen organisasi tetapi tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Variabel kepuasan kerja mempunyai hubungan yang lebih besar dengan komitmen organisasi daripada variabel pertimbangan keadilan.
  2. Variabel kepuasan kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Demikian juga keempat sub variabel pada variabel kepuasan kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan komitmen organisasi, mulai dari urutan terbesar adalah sub variabel tanggapan terhadap pekerjaan, penilaian kerja, kondisi kerja baru disusul dengan sub variabel ganjaran.
  3. Variabel pertimbangan keadilan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Demikian juga dengan kedua sub variabelnya dimana sub variabel keadilan distributif hubungannya dengan komitmen organisasi lebih kuat dibandingkan dengan keadilan prosedural.
  4. Tidak satupun dari kelima faktor sosio demografik dalampenelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, dasar pendidikan, masa kerja, dan status perkawinan yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasional.
Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?