HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp)

Archive for the Contoh Tesis Category

Analisis Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan

Contoh Tesis Hukum~Analisis Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan:Studi Tentang Rencana Pembangunan Kawasan Wisata Energi Alternatif Di pantai Barong Gunung Kidul

Pemandangan Pantai Barong Gunung Kidul

Pemandangan Pantai Barong Gunung Kidul

Latar Belakang Tesis :

sebuah negara yang tinggi produktivitasnya, serta merata pendapatan per kapita masyarakatnya, belum tentu bisa dikatakan berhasil dalam pembangunan. Justru kemungkinan yang terjadi, negara dan masyarakat tersebut menghadapi persoalan yang krusial. Hal ini karena pembangunan yang telah menghasilkan produktivitas yang tinggi dan pendapatan per kapita masyarakat yang  merata tersebut tidak mempedulikan berbagai dampak yang muncul terhadap lingkungan. Akibatnya, lingkungan menjadi rusak. Sumber daya-sumber daya alam semakin terkuras habis, sementara kemampuan dan kecepatan alam untuk melakukan pemulihan (recovery) lebih lambah bila dibandingkan dengan kecepatan perusakan sumber daya-sumber daya alam tersebuet.

Demikian juga munculnya banyak industri yang menghasilkan dampak berupa limbah-limbah kimia, gas beracun, dan sebagainya, telan menimbulkan pencemaran yagn mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Padahal, sumber daya-sumber daya alam dan manusia meurpakan faktor-faktor penting dalam mencapai kemajuan. Oleh karena itu, sering terjadi bahwa pembangunan yang dianggap berhasil itu ternyata tidka mempunyai daya kelestarian yang berkelanjutan (sustainable).

 Perumusan Masalah 

Praktek-praktek pembangunan  selama kurun waktu  tiga dasa warsa lebih, dewasa ini, justru menunjukkan terjadinya gap antara das sollen dan das sein pembnagunan. Dari sinilah muncul permasalahan di seputar pembangunan.

  1. Bagiamanakah sebenarnya implementasi dari konsep pembangunan yang selama ini ada?  Mengapa muncul gap?  Dan, apakah penyebab dari muncul gap tersebut?
  2. Apabila dikaitkan dengan masyarakat, bagaimanakah respon masyarakat terhadap pembangunan itu? Bagaimana implikasi dari respon tersebut?
  3. Apabila pembangunan ternyata menimbulkan berbagia rupa persoalan, adakah solusi terbaik yang memberi  harapan bagi mayoritas rakyat yang selama ini selalu hanya menjadi faktor legitimasi bagi hadirnya pembangunan
Wisata Air Terjun Srigethuk Di GUnung Kidul

Wisata Air Terjun Srigethuk Di GUnung Kidul

 

Tujuan Penelitian 

  1. Mengetahui respon masyarakat terhadap pembangunan, khususnya rencana pembangunan kawasan taman wisata energi alternatif di Pantai Baron, Gunung Kidul.
  2. Mengidentifikasi berbagai aspirasi masyarakat yang berkembang terhadap rencana pembangunan kawasan taman wisasta energi alternatif di Pantai Baron, Gunung Kidul.
  3. Memberi input kepada pemerintah agar menentukan langkha-langkah  yang perlu diambil guna melakukan upaya pemberdayaan masyarakat, serta membangun partisipasi kolektif dalam setiap proses-proses pembangunan yang dilaksanakan sehingga tujuan mengembangkan konsep pembangunan yang berkelanjutan bisa direalisasikan dengan baik.

Kesimpulan 

  1. Praktek-praktek pembangunan selama kurun waktu tiga dasar warsa lebih, dewasa ini, cenderung memperlihatkan ciri-ciri persersif yang apabila tidak segera diantisipasi, masa depan umat manusia akan terancam. Ciri-ciri tersebut, antara lain, adanya pemborosan dalam melakukan eksploitasi dan memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang tersedia; adanya pengambialihan sumber daya-sumber daya yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup masyarakat miskin; adanya pengembangan proyek-proyek pembangunan, baik di bidang pertanian maupun industri yang senantiasa menimbulkan dampak negatif pada manusia dan lingkungan hidup; bertambahnya beban dan resiko pembangunan yang harus dipikul  kelompok-kelompok masyarakat miskin.
  2. Faktor utama penyebab terjadinya fenomena-fenomena di atas adalah adanya ketertutupan dan kerahasiaan di sekitar pengambilan keputusan pembangunan, hilangnya akses dan kontrol masyarakat terhadap pembangunan, serta terabaikannya hak-hak dan kepentingan masyarakat miskin atas nama pembangunan.
  3. Munculnya berbagai keprihatinan yang merupakan reaksi dari proses-proses pembangunan dan dampak yang ditimbulkannya telah melahirkan sebuah gagasan baru tentang pembangunan. Gagasan baru tersebut kemudian dikenal dengan istilah “Pembangunan Yang Berkelanjutan” (Suistainable Development). Konsep ini, yang paling penting untuk dipahami, menempatkan manusia dan masyarakat sebagai subyek pembangunan, sebagai prioritas utama dalam setiap proses pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan. Ke dalam konsep baru inilah semua kegiatan pembangunan dituntut untuk meletakkan visi dan misinya bagi kemajuan umat manusia tanpa harus mendegradasi lingkungan hidup, termasuk pembangunan di bidang energi, khususnya energi alternatif.
  4. Persoalan energi telah menjadi persoalan dunia. Eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber-sumber energi yang diikuti oleh pola konsmsi yang berlebihan mengakibatkan cadangan sumber-sumber energi di alam semakin habis. Akibatnya, dunia saat ini mengalami krisis energi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dikembangkan strategi bargu yang menyangkut pembangunan di bidang energi. Prinsip yang harus ditekankan dalam pembangunan di bidang energi adalah efisiensi, optimalisasi, dan diversifikasi energi. Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk mengembangkan energi alternatif, karena potensi kekayaan alamnya yang melimpah. Faktor pendukung lainnya bagi Indonesia, selain potensi alamnya yang berlimpah, energi alternatif juga sangat ramah terhadap lingkungan apabila dibandingkan dengan energi fosil yang  selama ini banyak digunakan. Peluang inilah yang harus segera ditindaklanjuti sebelum Indonesia benar-benar kehabisan energi. Pada konteks inilah, Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada merencanakan sebuah pembangunan di bidang energi alternatif di Pantai Baron, Gunung Kidul.
  5. Agar prsoes pembangunan, khususnya pembangunan di bidang energi alternatif, bisa berjalan dengan baik maka masyarakat harus dilibatkan untuk berpartisipasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi sampai dengan pemanfaatan hasil. Keterlibatan sejak awal masyarakat dalam pembangunan, di samping akan mendorong tumbuhnya respon positif, juga akan melahirkan kesadaran mereka untuk merasa memiliki pembangunan tersebut. Peran pemerintah, dalam hal ini, sangat penting mengingat pemerintah memegang fungsi sebagai policy maker. Kebijaksaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan pemerintah harus mencerminkan aspirasi masyarakat yang ada, sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam konsep “Pembangunan Yang berkelanjutan” dan “Deklarasi tentang Hak atas Pembangunan”.

 

 

Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Sumatera Utara (Pendekatan Analisis Input-Output)

Latar Belakang Penelitian

Bila dilihat berdasarkan tingkat pertumbuhan sektoral terhadap PDRB Sumatera Utara dalam kurun waktu tahun 2002 -2006, terlihat bahwa laju pertumbuhan rata-rata yang terjadi pada sektor pertanian adalah 2,90%. Angka ini masih dibawah laju pertumbuhan rata-rata PDRB Sumatera Utara yaitu 5,35%. Laju pertumbuhan sektor pertanian di Sumatera Utara berada pada level terendah selain sektor pertambangan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian berjalan lambat dibandingkan sektor-sektor lainnya. Kondisi ini tidak boleh terus terjadi mengingat bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor andalan bagi pembangunan perekonomian Sumatera Utara. Hal ini berarti masih perlu dilakukan pembenahan – pembenahan strategi dalam sektor pertanian. Salah satu aspek y ang perlu diperhatikan adalah investasi.

Investasi Sektor Pertanian

Investasi Sektor Pertanian

 

Investasi dilakukan untuk membentuk faktor produksi kapital, dimana sebagian digunakan untuk pengadaan barang yang menunjang kegiatan usaha. Melalui investasi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan yang kemudian akan mampu meningkatkan output, dan akhirnya juga akan meningkatkan pendapatan daerah serta percepatan pertumbuhan perekonomian daerah. Selain itu , investasi dapat menciptakan lapangan kerja baru, yang berarti bahwa tingkat pengangguran berkurang. Investasi di sektor pertanian dalam perekonomian Sumatera Utara merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan. Hal ini disebabkan bahwa sektor termasuk salah satu program prioritas pembangunan daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintahan daerah Sumatera Utara. Selain itu, mengingat bahwa sektor pertanian telah menyediakan lapangan kerja yang besar bagi angkatan kerja yang tersedia di Sumatera Utara.

Rumusan Masalah

  • Bagaimana peranan sektor pertanian di Sumatera Utara terhadap perekonomian daerah dalam pembentukan struktur permintaan dan penawaran, konsumsi, ekspor-impor, investasi, nilai tambah dan output sektoral ?
  • Bagaimana keterkaitan kebelakang dan ke depan (Backward and forward linkage) sektor pertanian dengan sektor ekonomi lainnya ?
  • Apakah seluruh subsektor dalam sektor pertanian termasuk sektor kunci dalam perekonomian Sumatera Utara ?
  • Bagaimana dampak investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output , pendapatan dan tenaga kerja ?
  • Bagaimana dampak perubahan investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output, pendapatan, dan tenaga kerja ?

Metode Penelitian

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa input-output dengan menggunakan data Input-Output Sumatera Utara Tahun 2007 atas dasar harga produsen yang telah diagregasi menjadi 25 sektor ekonomi.  Dengan menggunakan Metode RAS (Ricked A Stone), Analisa Kontribusi, Indeks Keterkaitan, Analisis Penentuan Sektor/subsektor Kunci (Prioritas), dan Analisis Simulasi.

 

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian dalam perekonomian Sumatera utara dalam pembentukan struktur perekonom ian meliputi pembentukan struktur permintaan dan penawaran (16,15%), struktur konsumsi Rumaha Tangga (15,32%), struktur eksp or (4,94%), struktur Impor (2,11%), struktur Penanaman Modal Tetap Bruto (0,22%), struktur perbahan Stok (12,19%) atau struktur investasi (0.89%), struktur Nilai Tambah (26,69%), dan struktur Output ( 16,15%).

Sektor Coklat, Karet, dan kelapa Sawit meru pakan sektor yang memiliki Keterkaitan Langsung Ke Depan dan Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung Ke Depan terbesar diantara sektor lainnya dalam pertanian. Disisi lain, Sektor Unggas, karet, dan sektor Perikanan merupakan sektor yang memiliki keterkaitan langsung Ke Belakang dan keterkaitan langsung dan tidak langsung Ke Belakang terbesar diantara sektor lainnya dalam pertanian.

Seluruh sektor yang terdapat dalam bidang pertanian tidak termasuk ke dalam sektor kunci (Sektor dengan Prioritas I) melainkan masuk dalam Prioritas II yakni sektor karet, Coklat dan Kelapa Sawit .Dampak investasi sektor pertanian terbesar terhadap pembentukan o utput adalah sektor Unggas dan Peternakan Lainnya. Dampak investasi sektor pertanian terbesar terhadap pembentukan pendapatan adalah sektor Karet, serta terhadap pembentukan tenaga kerja terbesar terjadi pada sektor Kelapa Sawit.

Dengan melakukan beberapa simulasi terhadap perubahan investasi sektor pertanian terlihat bahwa simulasi realokasi investasi sebesar 10% dari sektor bangunan ke sektor pertanian mampu menciptakan kontribusi terbesar bagi sektor pertanian terhadap pembentukan output, pendapatan, dan tenaga kerja bagi perekonomian Sumatera Utara.

Max Havelaar Dan Citra Antikolonial Sebuah Tinjauan Postkolonial

Latar Belakang Penelitian

Mengenai  MH,  Faruk (2004)  mengemukan kesimpulan  bahwa baik  secara teoritik maupun praktik,  MH memahami novel bukan sebagai sebuah  dunia otonom melainkan sebuah dunia yang  terbuka, yang dapat diintervensi  oleh kekuatan di luar dirinya. baik kekuatan subjektif novelisnya sendiri maupun  kekuatan objektif yang berupa tuntutan  realitas Artinya, dari segi struktur  naratifnya novel itu percaya pada intervensionisme, baik dalam persoalan sosial,  politik, dan ekonomi kolonial yang  dibahasnya maupun dari segi bangunan  literer dari novel itu sendiri. Dari segi yang kemudian ini  MH menganggap  bahwa bangunan kehidupan yang digambarkan oleh sebuah  novel tidak harus  membentuk keselutuhan yang utuh, lengkap dan penuh dalam dirinya sendiri,  melainkan dalam batas tertentu dapat dimasuki oleh gambaran kehidupan dan  cerita-cerita yang lain yang menyimpang darinya.

Menyambung  masalah sifat intervensionis, novel MH  ini  menghadirkan tiga pencerita yang menjalankan peran dan tindak saling mengintervensi. Pergantian pencerita ditunjukkan dengan pemotongan narasi oleh pencerita yang  satu terhadap yang lain bahkan dalam halaman yang sama. Ketidaksetujuan pada pandangan dan narasi  dari  satu pencerita  dapat menjadi alasan bagi pencerita lain untuk melakukan intervensi. Interaksi antara pencerita dalam saling mengintervensi menjadi sangat menonjol  karena ketiganya disibukkan oleh  pandangan mereka atas kolonialisme di Jawa (Hindia Belanda pada umumnya).

 

Rumusan Masalah :

  • Apakah identifikasi  struktur naratif novel MH ?
  • Apakah  identifikasi pandangan MH mengenai kolonialisme ?
  • Bagaimana mengungkapkan hubungan struktur naratifnya dengan pandangan  MH tentang kolonialisme ?
  • Bagaimana mencari pengaruh struktur naratifnya  dalam pengungkapan pandangan  MH  tentang kolonialisme ?
  • Bagaimana mencari pengaruh orientalisme terhadap pandangan kolonialisme dalam  MH ?

Metode

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif  kualitatif. Metode ini yang dipandang  Bogdan dan Taylor sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan  data deskriptif berupa kata-kata baik  lisan maupun tertulis (Moeloeng, 2003:3)

Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif ini juga mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang dikaji secara empiris, dan bersifat deskriptif yaitu data terurai dalam bentuk kata-kata yang merupakan sistem tanda yang memberikan pemahaman yang lebih komprehensif  (Semi, 1999: 25).

Kesimpulan

Hubungan antara pandangan MH mengenai kolonialisme dengan  inovasinya di dalam teknik  struktur dapat ditunjukkan oleh sifat pandangan itu  sendiri dan pemilihan teknik  penyampaiannya. Hal ini berarti bahwa  kekhasan  pandangan dan pengungkapannya yang mengambang ditunjukkan dengan  pemilihan struktur naratifnya, yaitu lewat pemakaian tokoh-tokoh cerita sebagai  naratornya atau disebut character-fokalizer. Pemakaian tiga fokalisator dalam novel MH ini  menghasilkan perbedaan  sudut pandang atas suatu masalah: kolonisasi dan kolonialisme di tanah Jawa.  Penyajian narasi  dilaksanakan berselang-seling tergantung pada semacam dialog  atau perbedaan pandangan antara  3 fokalisator ,artinya ketika seorang tokoh  sedang menyajikan narasi dan fokalisasi, tokoh lain menghentikannya dengan menyatakan ketidaksetujuannya.

Tokoh ini kemudian yang bebicara dan juga berfokalisasi. Begitu tokoh  terakhir selesai, tokoh terdahulu mengambil posisi kembali. Peralihan narasi pun terjadi  berulang-ulang dan ini berarti terjadi peralihan ruang . Novel yang terbagi ke dalam 9 narasi membawa pembaca berpindah-pindah dari pemikiran satu tokoh ke pemikiran tokoh yang lain. Novel MH mengajak pembaca bergulat pada permasalahan kolonisasi atau praktik pemerintahan di Hindia  Belanda, seperti sistem  cultuur stelsel,  kelaparan dan penanganan pemerintah, agama Kristen dan non Kristen, pandangan  Barat atas Timur.

Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa dengan Kemampuan Mengapresiasi

Latar Belakang Penelitian

Pelajaran sastra di sekolah tidak untuk membuat siswa menjadi seorang sastrawan atau seorang ahli sastra, melainkan ingin menanamkan apresiasi sastra. Pelajaran sastra mengarahkan agar siswa menjadi orang yang menggemari karya sastra, mau membaca sendiri karya sastra sehingga dapat menyerap nilai-nilai terutama nilai moral yang terkandung dalam karya sastra. Tujuan pengajaran sastra seperti di atas belum tercapai seperti yang diharapkan.

 

Penilaian Otentik Keterampilan Membaca

Penilaian Otentik Keterampilan Membaca

 

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ialah guru, murid, dan lingkungan. Faktor dari guru sebagai penyebab rendahnya kemampuan apresiasi sastra dapat dimungkinkan karena kurangnya pemahaman guru terhadap sastra, kurang optimalnya proses belajar mengajar, dan kurangnya penugasan pada anak untuk membaca karya sastra.

Faktor  siswa merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran sastra. Siswa merupakan subjek pada proses pembelajaran sastra.  Faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya apresiasi sastra siswa adalah rendahnya kemampuan membaca. Rendahnya kemampuan membaca disebabkan karena kurangnya kebiasaan membaca. Dengan demikian, kemampuan membaca terutama membaca pemahaman diduga mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kemampuan apresiasi sastra siswa. Kemampuan apresiasi sastra selain diperoleh melalui kegiatan membaca pemahaman, juga didasari oleh sikap positif terhadap bahasa yang dimiliki siswa. Sayangnya tidak semua siswa memiliki sikap bahasa yang positif.

Berdasarkan pengamatan dan penggunaan bahasa siswa sehari-hari ditemukan kenyataan pemakaian bahasa Indonesia siswa yang campur aduk dengan bahasa Jawa.  Hal tersebut diduga berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memahami karya sastra Indonesia. Pembelajaran sastra Indonesia di sekolah-sekolah di Indonesia sering dikritik  sebagai pembelajaran yang belum berjalan seperti yang diharapkan. Kritikan tersebut berdasarkan adanya kenyataan bahwa tingkat apresiasi sastra para siswa rendah.

 

Rumusan Masalah

  • Adakah hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek?
  • Adakah  hubungan antara sikap bahasa dan kemampuan mengapresiasi cerita  pendek?
  • Adakah hubungan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek?

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Yudistira, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, bulan  Januari  sampai dengan Juni 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri  Se-Gugus Yudistira, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Sampel berjumlah 120 orang yang diambil dengan cara  simple  random sampling. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek, tes kemampuan membaca pemahaman, dan kuesioner sikap bahasa.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik statistik regresi  dan  korelasi (sederhana, ganda).

Hasil analisis menunjukkan bahwa:

  • Ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman  dan  kemampuan   mengapresiasi cerita pendek   (r y.1 = 0,87 pada taraf nyata α = 0,05 dengan N= 120 di mana r t = 0,18);   15
  • Ada hubungan positif antara sikap bahasa dan kemampuan  mengapresiasi cerita pendek   (r y.2 = 0,78 pada taraf nyata α = 0,05 dengan N= 120 di mana r t = 0,18); dan
  • Ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman  dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan kemampuan  mengapresiasi ceita pendek (R   y.12 =0,86 pada taraf nyata α = 0,05 dengan   N= 120 di mana  r  t  = 0,18).

Kesimpulan

Dari hasil penelitian di atas dapat dinyatakan bahwa secara bersama-sama kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa memberikan sumbangan yang  berarti kepada kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut dapat menjadi prediktor yang baik bagi kemampuan mengapresiasi cerita pendek.

Dilihat dari kuatnya hubungan tiap variabel prediktor (bebas) dengan variabel respons (terikat), hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan  mengapresiasi cerita pendek lebih kuat dibandingkan dengan hubungan antara sikap bahasa dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek.

Ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman dapat menjadi prediktor yang lebih baik daripada sikap bahasa. Kenyataan ini membawa konsekuensi dalam pengajaran kemampuan  mengapresiasi cerita pendek, guru perlu lebih memprioritaskan aspek kemapuan membaca pemahaman dalam mengembangkan kemampuan mengapresiasi cerita pendek daripada aspek sikap bahasa.

Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Aparat

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Dalam Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Satuan Kerja  Perangkat Daerah Kabupaten  Karanganyar

Latar Belakang Penelitian

Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim Tim Anggaran eksekutif bersama-sama Unit Organisasi Perangkat Daerah (unit kerja). Rancangan unit kerja dimuat dalam suatu dokumen yang disebut dengan Rancangan Anggaran Satuan Kerja (RASK).

RASK ini menggambarkan kerangka logis hubungan antara kebijakan anggaran (arah dan kebijakan umum APBD serta strategi dan prioritas APBD) dengan operasional anggaran (program dan kegiatan anggaran) di setiap unit pelaksana anggaran daerah sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi yang menjadi kewenangan unit kerja yang bersangkutan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. RASK memuat juga standar analisa belanja, tolak ukur kinerja dan standar biaya sebagai instrument pokok dalam anggaran kinerja. RASK merupakan dokumen pengganti dokumen daftar usulan kegiatan dan daftar usulan proyek yang selama ini digunakan dalam  17 penyusunan rancangan APBD dengan sistem lama (Sardjito & Muthaher, 2007).

Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi perbedaan dengan anggaran sektor swasta karena tidak berhubungan dengan pengalokasian dana dari masyarakat. Pada sektor publik pendanaan organisasi berasal dari pajak dan retribusi, laba perusahaan milik daerah atau negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi pemerintah serta sumber dana lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan (Mahsun, 2006).

 

Rumusan Masalah

  • Apakah budaya organisasi sebagai variabel moderasi mampu memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah ?
  • Apakah komitmen organisasi sebagai variabel moderasi mampu memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah ?

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan populasi sebanyak 141 dan menggunakan sampel sebanyak 100 responden. Metode sampel dengan metode random sampling.

Metode Penelitian dalam hal pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah :

  • Teknik uji instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas;
  • Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji normalitas;
  • Pengujian hipotesis dengan regresi.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

  • Terdapat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah
  • Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah dimoderasi oleh budaya organisasi,
  • Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah tidak dimoderasi oleh komitmen organisasi.

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Sebelum, Selama, Dan Setelah Krisis Moneter

Latar Belakang Masalah 

Perusahaan publik yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat, harus mempublikasikan laporan keuangan sebagai sumber informasi penting bagi pemegang saham khususnya dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) pada umumnya. Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai laba perusahaan. Informasi laba sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Consepts (SFAC) Nomor 2 merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak-pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif (FASB, 1980).

Menurut PSAK Nomor 1 informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumberdaya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI, 2004). Bagi pemilik saham atau investor, laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima, melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan.

Rumusan Masalah

  • Apakah ada pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan, profitabilitas, dan leverage terhadap kualitas laba sebelum krisis moneter?
  • Apakah ada pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan, profitabilitas, dan leverage terhadap kualitas laba selama krisis moneter?
  • Apakah ada pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan, profitabilitas, dan leverage terhadap kualitas laba setelah krisis moneter?
  • Apakah ada perbedaan kualitas laba antara periode sebelum krisis moneter, periode selama krisis moneter, dan periode setelah krisis krisis moneter?

Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan :

  • Analisis dekstriptif,
  • Pengujian Asumsi Klasik dan
  • Pengujian Hipotesis,

Berdasarkan hasil analisis varian yang disajikan dalam tabel 18 tampak bahwa rata-rata ERC pada periode sebelum, selama dan setelah krisis masing-masing adalah 0,02676; 0,00026 dan 0,01489.

Perbedaan nilai rata-rata ERC tersebut memiliki nilai statistik  F=6,143 dengan p=0,002. Pada tingkat signifikansi α=0,05 maka nilai statistik F tersebut signifikan.  Kesimpulan dari hasil analisis varian ini adalah, rata-rata ERC pada periode sebelum, selama dan setelah krisis berbeda secara signifikan. Berdasarkan nilai rata-rata ERC-nya, maka dapat disimpulkan pula bahwa ERC tertinggi terjadi pada periode setelah krisis.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ERC baik pada periode sebelum, selama maupun setelah krisis. Hasil penelitian ini mendukung temuan Chaney dan Jeter (1992), Siregar dan Utama (2005), Naimah dan Utama (2006), Setiawan,   et al. (2006). Informasi yang tersedia sepanjang tahun pada perusahaan besar memungkinkan pelaku pasar untuk menginterpretasikan informasi yang terdapat pada laporan keungan dengan lebih sempurna, sehingga dapat menurunkan ketidakpastian. Semakin banyak ketersediaan sumber informasi pada perusahaan-perusahaan besar, akan meningkatkan ERC dalam jangka panjang.

 

Beberapa judul tesis yang relevan dengan pertumbuhan laba diantara nya adalah sebagai berikut:

  • Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan asuransi kerugian nasional
  • Analisis hubungan antra komite audit dan komisaris independent dengan praktek manajemen laba_ studi empiris perusahaan di BEJ
  • Asosiasi laba tahunan perusahaan emiten dengan harga saham di Bursa Efek Jakarta ditinjau dari ukuran dan perusaahan debt-equity ratio perusahaan
  • Dampak informasi hasil pengembalian atas investasi (ROI) dan laba bersih per saham (EPS) perusahaan terhadap volume perdagangan saham
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba dan perkembangan harga saham perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta
  • Hubungan informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap tingkat imbal jasil saham ; studi empiris pada kelompok perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
  • Manajemen laba dan status keterlambatan perusahaan publik dalam menyampaikan laporan keuangan_ studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
  • Pembuatan model akumulasi laba perusahaan jasa kiriman ekspress
  • Pengaruh efektivitas dewan komisaris, dan komite audit, struktur kepemilikan perusahaan, dan kualitas audit terhadap perataan laba
  • Pengaruh insentif pajak di negara Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Cina terhadap laba bersih perusahaan pada PT. Century Textile Industry Tbk
  • Pengaruh metode kas akrual terhadap laba–rugi, dividen, nilai perusahaan dan zakat_ Studi kasus BMT Mulia Bersama
  • Pengaruh Pemberitaan Laba terhadap Harga Saham dan Volume Transaksi di Bursa Efek Jakarta ( Studi Empiris pada 94 Perusahaan Tahun 1994 hingga 1996 )
  • Analisis hubungan antara beban pajak tangguhan dengan mamanjemen laba (studi empiris pada perusahaan – perusahaan manufaktur di bursa efek jakarta)  Pengarang –  Dewi Utari

Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah

Latar Belakang Masalah Penganggaran merupakan bagian dari proses perencanaan yang mana perencanaan merupakan salah satu siklus manajemen organisasi. Anggaran mengungkapkan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang (Bastian, 2006). Anggaran merupakan alat yang sangat bermanfaat dalam membantu manajemen memenuhi fungsinya yaitu perencanaan, kontrol, dan pengkoordinasian aktivitas organisasi (Hanson, 1966).

Kinerja Aparat

Kinerja Aparat

 

Anggaran menjadi alat akuntansi manajerial yang umum digunakan dengan 2 fungsi utama, yaitu :

  • sebagai alat untuk menjalankan tujuan melalui perencanaan dan pengkoordinasian aktivitas perusahaan dan
  • sebagai  benchmark untuk mengevaluasi kinerja aktual.

Penganggaran merupakan suatu proses yang  rumit pada organisasi sektor publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Hal tersebut berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Pada sektor swasta anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik dan didiskusikan untuk mendapat masukan (Rahayu et al. 2007). Anggaran Sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik (Mardiasmo, 2005 : 61).

Rumusan Masalah :

  • Apakah Partisipasi Anggaran berpengaruh positif terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah ?
  • Apakah Kejelasan Tujuan Anggaran berpengaruh terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah ?
  • Apakah Evaluasi Anggaran berpengaruh terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah ?
  • Apakah Umpan Balik Anggaran berpengaruh terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah ?
  • Apakah Kesulitan Tujuan Anggaran berpengaruh terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah ?

 

Metode Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara  purposive sampling. Metode ini dipilih karena sampel dipilih  berdasarkan kriteria yaitu aparat Pemerintah Daerah yang menududuki jabatan pada level menengah ke bawah yang sekaligus sebagai pejabatpembuat komitmen artinya pejabat yang mempunyai kegiatan dalam penganggaran dan sekaligus sebagai pelaksana anggaran dan staf yang menangani dalam penyusunan anggaran. Sampel yang diolah dalam penelitian ini sebanyak 146 sampel dan diolah menggunakan program SPSS untuk menguji hipotesis. Penelitian ini menemukan bahwa dari lima variabel Karakteristik Tujuan Anggaran, empat variabel (kejelasan tujuan, partisipasi, umpan balik dan kesulitan pencapaian tujuan) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemda di Kabupaten Temanggung, sedang variabel evaluasi anggaran tidak signifikan terhadap kinerja aparat Pemda di Kab. Temanggung.

Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisis statistik dalam penelitian ini, dapat diambil  kesimpulan antara lain sebagai berikut:

  • Partisipasi  anggaran berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemda Kabupaten Temanggung.
  • Kejelasan tujuan anggaran berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemda Kabupaten Temanggung.
  • Evaluasi Anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemda Kabupaten Temanggung.
  • Umpan Balik anggaran berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemda Kabupaten Temanggung.
  • Kesulitan pencapaian tujuan anggaran berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemda Kabupaten Temanggung.
  • Karakteristik tujuan anggaran (Partisipasi, kejelasan, evaluasi, umpan balik dan kesulitan) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparat Pemda Kabupaten Temanggung.
  • Lima variabel karakteristik tujuan anggaran  (Partisipasi, kejelasan, evaluasi, umpan balik dan kesulitan) mempengaruhi kinerja aparat Pemda secara bersama-sama sebesar 62,2 % sedangan 37,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimodelkan dalam penelitian ini.

Verba N-D-AKE Bervalensi Tiga Dalam Bahasa Jawa

Latar Belakang Masalah 

Bangsa Indonesia mengenal setidaknya dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang mampu mempersatukan masyarakat yang berasal dari suku-suku yang berbeda-beda. Namun demikian, bahasa dan sastra daerah pun tak kalah pentingnya sebab bahasa dan sastra daerah  merupakan pendukung bahasa dan kebudayaan nasional.  Bahasa daerah yang hidup di Indonesia ada banyak sekali jumlahnya. Menurut data SIL (Summer Institute of Linguistics) tahun 1992 di Indonesia ada 583-706 bahasa daerah.

Salah satu bahasa daerah yang hingga kini masih digunakan oleh berjuta-juta rakyat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Jawa (BJ). Menariknya, dalam hal penelitian bahasa, BJ menempati peringkat C artinya diteliti kurang mendalam, baru tata bahasa dalam bentuk sketsa. Inilah alasannya mengapa BJ menarik untuk diteliti. Studi dan penelitian BJ  tidak hanya dilakukan oleh peneliti yang berasal dari dalam negeri saja tetapi tidak sedikit di antaranya yang dilakukan oleh peneliti asing. Diawali oleh Herbert de Jager (1634-1694) yang tertarik pada adanya sejumlah kata dari bahasa Sanskerta dalam BJ dan A. Reland (1677-1718) yang menyusun daftar judul dan spesimen tulisan Jawa (Uhlenbeck dalam Kisyani-Laksono, 2004:1).

Penelitian terhadap BJ terus berlanjut hingga saat ini. Kajian morfologi BJ antara lain dilakukan oleh Soepomo Poedjosoedarmo, dkk (1979) dan E.M Uhlenbeck (1982). Kemudian di tahun 1991 Sudaryanto (peny.) menyusun buku  Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa, dan lain-lain. Pembicaraan mengenai verba merupakan masalah yang selalu menarik untuk dikaji. Hal ini salah satunya karena terdapat penanda tertentu untuk menentukan apakah sebuah kata merupakan verba atau bukan (periksa Poedjosoedarmo dkk., 1979:22-25).

Ada dua macam penanda yakni

  • penanda morfologis, dan
  • penanda sintaksis.

Penanda morfologis dan penanda sintaksis mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Penanda morfologis lebih efektif untuk menentukan apakah sebuah kata asal merupakan verba atau bukan, sedangkan penanda sintaksis dapat  lebih efektif untuk menentukan apakah sebuah kata jadian merupakan kata kerja atau bukan.

Rumusan Masalah

  • Argumen-argumen apa yang hadir di belakang V N-D-ake?
  • Bagaimana konstruksi/ urutan argumen di belakang V N-D-ake?
  • Bagaimana peran-peran semantik argumen-argumen pada V N-D-ake?

Metode

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah pemakaian bahasa spontan dalam kehidupan sehari-hari, sumber-sumber tertulis seperti majalah, surat kabar, dan buku pelajaran/ pegangan kuliah BJ,  informan atau narasumber dan peneliti sendiri sebagai pemakai asli BJ.   Data penelitian berwujud ucapan-ucapan dan kalimat-kalimat yang mengandung V  N-D-ake bervalensi tiga dalam BJ yang mempunyai ciri spesifik yakni D adalah V. V N-D-ake yang dijadikan obyek penelitian ini adalah V N-D-ake dengan ciri

  • pasientif-benefaktif,
  • benefaktif-pasientif,
  • pasientif-benefaktif/ direktif, dan
  • pasientif-direktif.

Penyediaan datanya dilakukan dengan teknik pustaka, teknik kerjasama dengan informan, teknik simak dan catat, dan teknik rekam. Analisis datanya menggunakan metode distribusional  yang meliputi teknik perluasan atau ekspansi, teknik pembalikan urutan atau permutasi, dan teknik parafrasis.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat tiga belas kelompok argumen-argumen yang hadir di belakang V  N-D-ake bitransitif yang berarti ‘pasientif-benefaktif’, yaitu:

  • NTB (t) + NB (t),
  • NTB (t) + NB (d),
  • NTB (d) + NB (d),
  • NTB (d) + FNB,
  • NTB (d) + NB (t),
  • NTB (t) + FNB,
  • NB (d) + NB (d),
  • NB (d) + FNB,
  • FNTB + NB (t),
  • FNTB + FNB,
  • FNTB + NB (d),
  • FNB + FNB, dan
  • FNB + NB (d).

Dari ketigabelas kelompok, kelompok (c) mempunyai data terbanyak, lima puluh tiga data, sedangkan kelompok (a), (d), (f), (h), dan (l)  masing-masing hanya mempunyai satu data.

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis data, penulis menarik beberapa kesimpulan berkenaan dengan  penelitian mengenai V N-D-ake bervalensi tiga dalam BJ.

  • Argumen-argumen yang Hadir di Belakang V N-D-ake
  • Konstruksi/ Urutan Argumen di Belakang V N-D-ake
  • Peran-peran Semantik Argumen-argumen pada V N-D-ake

Faktor Keputusan Masyarakat Menabung di Bank Syariah

Latar Belakang Masalah Penelitian

Dalam kitab suci Al Qur’an Allah SWT sering menyebutkan bahwa riba itu akan mendatangkan kemudharatan  atau akan membuat pihak lain teraniaya. Pada bagian lain dikemukankan bahwa riba tidak akan mendatangkan keselamatan, bahkan hanya akan menimbulkan kesengsaraan. Dalam Islam, disamping mencapai tujuan-tujuan material harus juga dipertimbangkan faktor nilai, karakter luhur manusia, keutuhan social dan pembalasan Allah di akhirat nanti.

Produk Bank Syariah

Produk Bank Syariah

Singkatnya kegiatan-kegiatan ekonomi tidak saja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan material, tapi terlebih-lebih kegiatan tersebut haruslah bernilai ibadah di mata Allah SWT. Pendirian bank Syariah, merupakan suatu indikasi akan kemudharatan sistem bunga atau riba. Dan ditegaskan dengan  lahirnya fatwa MUI (16/12/2003) tentang haramnya berbagai bunga yang dikukuhkan Januari 2004. Keluarnya beberapa fatwa MUI tentang ekonomi syariah, lebih mengukuhkan eksistensi perbankan syariah di tengah prosesi pertumbuhan kegiatan usaha  perbankan syariah di seantero nusantara. Eksistensi perbankan sebagai layanan jasa keuangan berbasis pada kepercayaan masyarakat.

Pandangan sistem perbankan konvensional  bahwa uang adalah salah satu komoditas yang bisa diperdagangkan mengakibatkan tidak selarasnya perkembangan sektor riil dan sektor moneter. Realitas perkembangan sektor moneter tidak selalu mencerminkan pertumbuhan di sektor riil. Padahal dimensi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat sangat ditentukan  oleh ketersediaan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan umum.

Pengembangan sistem perbankan syariah sebagai suatu lembaga keuangan di Indonesia merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan. Dengan komposisi penduduk yang sebagian besar memeluk agama Islam, Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan bagi sistem perbankan yang menggunakan nilai nilai agama dalam pengembangan usahanya. Tapi masih banyak umat Islam yang menyimpan uangnya di bank konvensional.

Rumusan Masalah 

Apakah pendidikan, pendapatan, usia, dan  jarak berpengaruh terhadap keputusan masyarakat dalam menabung pada bank syariah di Medan ?

Metode Penelitian

Metode Penelitian dalam penelitian ini menggunakan Teknik Pengambilan Sampel, Sampel kecamatan di Sumatera Utara ditentukan sebanyak 3 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Medan. Sumber Dan Metode Pengumpulan Data, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Model analisa untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam menabung pada Bank Syariah di Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 50% responden menabung di bank syariah saja. Sedangkan 50% atau 50 orang responden menabung di bank syariah &  konvensional. Angka di atas menunjukkan bahwa masyarakat menerima kehadiran bank syariah, artinya bahwa masyarakat banyak menabung dan menjadi nasabah  di bank syariah.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uarain dan hasil analisis yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  • Pengujian hipotesis penelitian membuktikan  bahwa variabel pendidikan, variabel pendapatan (Pt),  variabel usia dan variabel jarak mudah dicapai (Jtm) secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada α = 5% dan α = 1%  terhadap keputusan nasabah untuk menabung di bank syariah.
  • Dari keempat variabel bebas, terlihat bahwa variabel usia dan jarak,  merupakan variabel yang memberikan kontribusi  paling besar dalam hubungan keputusan masyarakat dalam menabung pada bank syariah di Medan.
  • Secara simultan ada pengaruh nyata dari variabel bebas terhadap variabel terikat (keputusan dalam memilih bank syariah) dengan F_hitung > F_tabel.
  • R2 = 0.40 berarti beberapa variabel tersebut  ( pendidikan, pendapatan, usia dan jarak mudah dicapai)  mampu menjelaskan sebesar  40 %   terhadap  keputusan responden untuk menjadi nasabah pada bank syariah,  sedangkan sisanya sebesar 60 % adalah jelaskan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Tesis Kualitas Pelayanan Pengobatan Gratis Di Puskesmas

Tesis Pelayanan Puskesmas – Kualitas Pelayanan Pengobatan Gratis Di Puskesmas Phadungmart Dan Puskesmas Kayaekatok Kabupaten Canae, Thailand

Latar Belakang Masalah Penelitian

Pelayanan pengobatan gratis menyebabkan jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas meningkat, sehingga terjadi over utilisasi puskesmas. Masyarakat semakin manja setelah adanya kebijakan tersebut. Peningkatan jumlah kunjungan pasien ini menyebabkan bertambahnya beban kerja pada petugas kesehatan di Puskesmas Kabupaten Canae. Penambahan beban dan insentif yang tidak memuaskan petugas kemungkinan dapat menurunkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dari observasi terlihat bagaimana pasien selama mendapatkan pelayanan di Puskesmas berdesakan, ada yang berdiri sambil menunggu giliran karena tempat duduk tunggu pasien sudah penuh. Hal ini menyebabkan pasien yang sakit harus berdiri lama sebelum dipanggil untuk dilayani.

 

 

Fenomena yang terjadi ini menggambarkan terjadi perubahan masyarakat dalam memanfaatkan dan mengakses pelayanan kesehatan di puskesmas. Berdasar latar belakang dan fakta di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tesis untuk mengetahui kualitas pelayanan pengobatan gratis di Puskesmas Phadungmart dan Puskesmas Kayaekatok Kabupaten Canae , Thailand.

Tujuan Penelitian Tesis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk :

  1. Mengetahui kualitas pelayanan pengobatan gratis yang dilaksanakan di Puskesmas Phadungmart dan Puskesmas Kayaekatok Kabupaten Canae
  2. Mengetahui variable-variabel yang menentukan kualitas pelayanan di Puskesmas tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan pengobatan gratis terbentuk karena adanya kesenjangan antara harapan dan persepsi pelanggan atas kinerja dari organisasi pemberi pelayanan. Harapan tersebut dapat saja terpenuhi atau tidak terpenuhi tergantung pada pemberian pelayanan oleh organisasi publik dengan persepsi atas kenyataan yang diterima pelanggan, dimana hal tersebut antara lain dapat ditentukan melalui 5 kriteria.

Definisi Konsep Kualitas Pelayanan

  1. Kualitas pelayanan yang diterima adalah kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan pengguna jasa pelayanan (pasiena atau keluarga pasien) sebagai konsumen dari penyedia jasa
  2. Kualitas merupakan meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dan merupakan kondisi yang selalu berubah (dinamis)
  3. Harapan atas kualitas pelayanan adalah pemenuhan kebutuhan akan hasil pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan pengguna jasa pelayanan
  4. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu memilih, 
mengorganisasikan, serta mengartikan stimulus yang diterima melalui alat 
inderanya menjadi suatu makna. Makna dari proses persepsi tersebut  dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu individu yang bersangkutan.
  5. Dimensi penentu kualitas pelayanan adalah merupakan parameter (ukuran) untuk menilai kualitas hasil pelayanan. Penentuan dimensi ini mendasarkan atas perbedaan (kesenjangan) antara harapan dan persepsi masyarakat sebagai konsumen (pasien) terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diterimanya atau dirasakannya, yang diukur melalui 5 (lima) dimensi yaitu :
  • Reliability (keandalan), adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. ( Parasuraman dalam Umar 2002: 39)
  • Responsiveness (daya tanggap) adalah respon atau kesigapan pegawai dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, juga dalam menangani keluhan pelanggan. ( Parasuraman dalam Umar 2002: 39)
  • Assurance ( jaminan) adalah kemampuan pegawai yang berkaitan dengan sikap dan tingkah lakunya dalam memberikan pelayanan, dan jaminan dalam prosedur pelayanan. ( Parasuraman dalam Umar 2002: 39)
  • Tangibles (nyata), adalah penampilan fasilitas fisik baik operasional maupun infrastruktur. ( Parasuraman dalam Umar 2002: 39)
  • Empathy (perhatian), yaitu perhatian secara individual terhadap pelanggan seperti kemudahan untuk berkomunikasi dengan petugas dan usaha organisasi tersebut untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan/ pasien. ( Parasuraman dalam Umar 2002: 39)

Metode Penelitian Tesis

Tesis ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif dengan lokasi penelitian dilaksanakan pada Puskesmas Phadungmart dan Puskesmas Kayaekatok Kabupaten Canae, Thailand. Populasi yang digunakan adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Phadungmart dan Puskesmas Kayaekatok yang menggunakan pelayanan sebagai pasien atau keluarga pasien selama 1 bulan (bulan Januari 2012 ) , sedangkan sample 78 orang dengan menggunakan tehnik accidental sampling. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu : kuesioner dan dokumentasi .

Dalam tesis ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan cara menilai jawaban responden atas :

  1. Informasi tentang persepsi masyarakat atas layanan yang diterima;
  2. Informasi tentang kepentingan terhadap macam- macam sajian dari elemen jasa pelayanan pengobatan gratis yang diberikan oleh Puskesmas Phadungmart dan Puskesmas Kayaekatok.

Informasi tentang persepsi dan kepentingan dianalisis dalam dua tahap , yaitu :

  1. Gap analisis, untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesenjangan antara 
harapan dengan persepsi masyarakat atas pelayanan yang diterima;
  2. Analisis Diagram Cartesius, Analisis diagram ini bertujuan untuk menganalisa korelasi data yang diperoleh dari analisa pertama tersebut agar diketahui seberapa dekat hubungan diantara masing-masing dimensi kualitas pelayanan yang dipersepsi masyarakat.

Untuk menggambarkan hubungan kedekatannya digunakan matrik Diagram cartesius. Matrik ini merupakan suatu bagan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X, dan Y).

Bagan Kepuasan Pelanggan

Kesimpulan Tesis Pelayanan Puskemas

Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa realitas kualitas pelayanan pengobatan gratis di Puskesmas Phadungmart dan Puskesmas Kayaekatok Kabupaten Canae masih berada dibawah tingkat harapan yang diinginkan oleh pelanggan.

Dari semua dimensi yang ada, beberapa dimensi yang paling mendesak harus diperbaiki adalah pada kuadran A terdapat tiga dimensi.

  • Pertama dimensi Kehandalan : Kelengkapan unit pelayanan, Pemberian pelayanan secara cepat dan Kesesuaian jadwal.
  • Kedua dimensi Daya tanggap: Kecepatan penanganan pasien.
  • Ketiga dimensi Jaminan : Kepedulian petugas.

Implikasi Tesis untuk Meningkatkan Pelayanan

1. Implikasi Tesis secara Teoritis

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah teruji kebenarannya bahwa keberhasilan mewujudkan kualitas pelayanan ditentukan oleh penilaian konsumen. Untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap kualitas pelayanan dapat menggunakan Teori The Service Quality Gap – Gap 5 dari Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990). Relatifitas dan subyektifitas dari responden diminimalisasi dengan menggunakan lima dimensi penentu kualitas pelayanan secara komprehensif yaitu Reliability, Responsiveness ,Assurance, Tangibles dan Empathy, secara bersama-sama. Penggunaan parameter keliama dimensi tersebut telah terbukti andal dan cocok digunakan untuk standarisasi mutu produk dan jasa yang dihasilkan baik oleh organisasi publik maupun swasta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk kajian pengembangan praktek Ilmu Administrasi Publik, khususnya yang terkait dengan Manajemen Pelayanan Publik. Kajian ini membuktikan bahwa teori mengenai kualitas yaitu kesesuaian antara harapan dan persepsi konsumen merupakan salah satu fokus dari pengukuran kualitas pelayanan publik. Hal ini sering terabaikan oleh karena titik perhatian pengukuran kualitas bukan pada perspektif pengguna namun, lebih kepada efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pelayanan.

2. Implikasi Tesis secara Praktis

Penelitian ini memiliki implikasi manajerial bagi segenap petugas atau pegawai puskesmas di Kabupaten Canae, untuk segera meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga akan mewujudkan kesesuaian antara harapan pelanggan dengan persepsi realitas pelayanan yang diterima, sehingga akan didapatkan pelayanan publik yang berkualitas.

Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas di Kabupaten Canae, untuk melakukan pembenahan manajemen puskesmas agar tercapai peningkatan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Merupakan tantangan bagi jajaran pegawai di Puskesmas Kabupaten Canae untuk menunjukkan segala kemampuannya dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien sebagai pelanggan.

Dengan demikian, diharapkan tesis pelayanan puskesmas ini bisa bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

Tesis Pelayanan Puskesmas

 

Beberapa judul skripsi/tesis yang berkaitan dengan pelayanan di puskesmas diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Analisis kepuasan pengunjung Puskesmas dalam pelayanan kesehatan dasar gratis di Puskesmas Glugur Darat dan Darussalam kota Medan tahun 2005
  • Analisis Kepuasan Pasien Perbasis Harapan Dan Kinerja Pelayanan Jasa (Kasus Pada Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas III Denpasar Selatan)
  • Analisis Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Pelanggan Pada Puskesmas Tuapaya Di Kabupaten Bintan
  • Analisis Kualitas Pelayanan Pemeriksaan Malaria di Puskesmas Air Itam Pangkal Pinang
  • Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Puskesmas Dinas kesehatan Kota Pangkalpinang Tabun 2011
  • Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tanjung Puri Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat
  • Analisis Perencanaan Kebutuhan Obat Untuk UPT Puskesmas Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang
  • Efektivitas Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas Nanga Tebidah Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang
  • Faktor-Faktor Dimensi Kualitas Pelayanan Yang Menentukan Kepuasan Pasien Di Puskesmas I Denpasar Selatan
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Masyarakat Miskin ke Puskesmas Teluk Sasah, Kabupaten Bintan
  • Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Dasar Bersubsidi Di Puskesmas Binjai Hulu Kabupaten Sintang
  • Jenis Dan Upaya Pelayanan Posyandu Bagi Ibu-Ibu Di Wilayah Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat
  • Kebijakan Pengelolaan dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Alor (Studi Kasus di Puskesmas Mebung Kecamatan Alor Tengah Utara
  • Kualitas layanan dan kepuasan sebagai prediktor atas kepercayaan konsumen di Puskesmas Sekupang Kota Batam
  • Kualitas Layanan Puskesmas Simpur Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung
  • Kualitas Layanan, Kepuasan Dan Kesetiaan Pasien Di Puskesmas Sei Panas Kota Batam
  • Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)_ (Studi Kasus pada Puskesmas di Kabupaten Sintang Tahun 2008)
  • Pengaruh Faktor Individu Dan Faktor Organisasi Terhadap Kinerja Petugas Pengelola Obat Puskesmas di Kabupaten Indragiri Hilir
  • Pengaruh Motivasi Kerja Petugas Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Di Kota Kendari
  • Pengaruh Sumber Daya Kefarmasian Puskesmas Terhadap Ketersediaan Obat Pustu di Kabupaten Tapanuli Utara
  • Prediksi Motivasi, Kemampuan dan Kompensasi Dengan Kualitas Pelayanan Di Puskesmas Kijang

 

Untuk mendapatkan daftar lengkap contoh skripsi kesehatan lengkap / tesis kesehatan lengkap, dalam format PDF, Ms Word, dan Hardcopy, silahkan memilih salah satu link yang tersedia berikut :

Contoh Tesis

Contoh Skripsi

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?