HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Komoditi Kopi

Latar Belakang Masalah 

Pengembangan agroindustri merupakan  tindakan yang secara serentak akan dapat mengembangkan sektor pertanian. Dengan konsep keterkaitan, permintaan terhadap hasil pertanian akan meningkat, sebagai akibat berkembangnya agroindustri maka idealnya lokasi pengembangan agroindustri tersebut ditempatkan di pedesaan, sesuai dengan prinsip mendekati bahan  baku. Disamping karena produk pertanian sebagai bahan baku agroindustri tersebut umumnya dapat dihasilkan didaerah pedesaan (Soeharjo, 1991).

Eksport Komoditas Kopi di Indonesia

Eksport Komoditas Kopi di Indonesia

 

Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang beragam terutama pada sektor pertanian dan perkebunan yang menghasilkan bahan pangan maupun komoditi ekspor. Berdasarkan data statistik jumlah penduduk Sumatera Utara mencapai 12, 326 juta jiwa (tahun 2005) dan sebagian besar penduduknya tinggal dipedesaan yaitu mencapai 6.659 juta jiwa atau sekitar 54, 03%, sementara itu jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara mencapai 14.93 % yang tingkat pendapatannya masih sangat rendah dan terdapat sekitar 53.73% penduduk Sumatera Utara yang bekerja di sektor pertanian (BPS, 2006). Sehingga untuk memanfaatkan potensi penduduk yang relatif besar tersebut, industrialisasi pedesaan (agroindustri) saatnya digalakkan, dalam hal ini adalah industri untuk mengolah bahan dari hasil pertanian setempat (Sari, 2002).

Pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997, propinsi Sumatera Utara juga terkena dampaknya, dan hingga tahun 2000 yang lalu masih menekan perekonomian secara menyeluruh. Tetapi karena Sumatera Utara memiliki areal perkebunan yang cukup luas serta terdapatnya agroindustri, walaupun terjadi krisis ekonomi namun Sumatera Utara masih dapat bertahan hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi propinsi Sumatera Utara (tanpa migas) yaitu tahun 1997 sebesar 6,88%, tahun 1998 turun menjadi minus 10,99%,  tetapi tahun 1999 tumbuh menjadi 2,66% dan tahun 2001 membaik menjadi 5,23% (Disperindag S.U, 2002).

Secara umum hasil perkebunan yang paling menonjol di Sumatera Utara adalah; karet, kelapa sawit, tembakau, tebu, teh dan coklat.  Komoditi teh merupakan komoditi unggulan di Sumatera Utara yang juga sangat penting artinya bagi kebutuhan masyarakat, dimana teh merupakan barang substitusi dari komoditi kopi.

Rumusan Masalah

  • Berapa besar pengaruh harga kopi domestik terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?
  • Berapa besar pengaruh harga ekspektasi kopi domestik terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?
  • Berapa besar pengaruh harga teh terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?
  • Berapa besar pengaruh harga gula terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?
  • Berapa besar pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ?

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series tahun 1985–2005, yang bersumber dari BPS Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara dan dianalisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Squarer (OLS) dengan menggunakan Model Koyck (model ekspektasi).

Berdasarkan hasil estimasi, penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara ialah harga kopi domestik, harga ekspektasi   kopi domestik, harga gula dan pendapatan perkapita  pada tingkat kepercayaan 95% dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 96,91%. Secara parsial hasil analisis  menunjukkan bahwa harga kopi domestik berpengaruh negatif terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara, harga teh (barang substitusi) berpengaruh positif terhadap  permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara, harga gula (barang komplementer) berpengaruh negatif terhadap permintaan komoditit kopi di Sumatera Utara dan pendapatan perkapita berpengaruh positif  terhadap permintaan komoditi kopi Sumatera Utara, sementara itu harga ekspektasi kopi domestik berpengaruh negatif terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara, artinya jika harga ekspektasi turun maka permintaan komoditi kopi oleh konsumen akan meningkat.

Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian tersebut  disarankan agar para petani kopi di Sumatera Utara berusaha meningkatkan  produksi dan tetap menjaga kualitas kopi yang dihasilkan. Pemerintah Propinsi Sumatera Utara perlu membantu para petani kopi dengan memberikan insentif (rangsangan) apakah berupa pinjaman modal atau penyediaan sarana dan prasarana dalam upaya peningkatan produksi kopi di Sumatera Utara, sehingga mampu menguasai pasar domestik bahkan menembus pasar ekspor (luar negeri).

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?